Pertemuan Mengejutkan

1208 Words

Kereta api yang meluncur cepat dari Liverpool menuju Oxford seharusnya menjadi tempat di mana Zelaza bisa menarik napas lega. Dari balik jendela, pemandangan hijau Inggris dan kota-kota kecil yang berlarian ke belakang seharusnya menenangkan. Tapi ketenangan itu adalah ilusi. Di pelupuk matanya, bayangan Donzello masih terus membayanginya, seperti siluet hitam yang menari-nari di setiap sudut Liverpool yang mereka tinggalkan. Zelaza menyandarkan kepalanya ke jendela yang dingin, matanya mengawasi Zorion yang duduk di seberangnya. Anak lelakinya, yang hampir berusia delapan tahun, tertidur pulas. Ekspresi polosnya sama sekali tidak mencerminkan kehebohan akhir-akhir ini. Wajahnya yang masih kekanak-kanakan itu teduh, rambutnya yang cokelat berantakan menempel di kening. Di pangku

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD