Bertemu Pemilik Resort

915 Words
Udara hangat menyambutnya saat dia keluar dari bandara. Ia menyewa sebuah mobil yang akan membawanya ke tujuan akhir, Resort Bella Vista, sebuah tempat terbaik untuk Zelaza berlibur yang dipesan oleh Liliana. Perjalanan dari Roma ke pantai di Positano adalah sebuah perjalanan yang menenangkan bagi Zelaza meskipun jalanan berkelok-kelok di antara tebing-tebing yang curam. Namun pemandangan Laut Tyrrhenian yang biru membentang di kejauhan membuat suasananya begitu indah. Zelaza menekan jendela mobilnya dan membiarkan angin segar menerpa wajahnya. Ia tertawa lepas, sebuah perasaan lega dan bahagia yang jarang dia rasakan. Dia hanya sendirian sekarang, tak seperti biasanya yang selalu diikuti oleh para asisten dan manajernya. Bahkan terkadang anak buah ayahnya mengawasinya dari jauh. Tapi kemarin, Zelaza memohon pada sang ayah untuk tak mengikutinya dan dia berjanji akan menjaga dirinya baik-baik. Namun ayahnya tetap meminta syarat agar ponsel Zelaza tetap dilacak agar sang ayah tetap tahu di mana pun Zelaza berada. Dan Zelaza pun tak keberatan dengan hal itu. * * Resort Bella Vista tidak terlalu besar, persis seperti yang digambarkan oleh Lliliana, sedikit privat dan eksklusif. Terletak di sebuah teluk kecil yang tersembunyi, resort itu hanya memiliki sekitar dua puluh villa putih yang berjajar menghadap langsung ke pantai berpasir putih. Bunga bugenvil berwarna ungu dan merah muda merambat di dinding-dinding dan pagarnya, menambah kesan romantis dan tenang. Suara ombak yang menyapu pantai adalah musik yang sempurna, menenangkan jiwa Zelaza yang masih gelisah. Seorang porter yang ramah menyambutnya dan membawakan kopernya ke villa nomor 7. Villa itu persis seperti dalam gambar yang dikirimkan Liliana kemarin. Terbuat dari batu putih, dengan interior yang minimalis tapi tetap terlihat elegan. Tempat tidur besar dengan kelambu putih, lantai dari kayu, dan yang paling hebat adalah balkon pribadi yang ada di lantai dua dan menghadap langsung ke laut biru kehijauan. Dari balkonnya, dia bisa melihat kolam renang infinity resort yang seolah-olah menyatu dengan garis laut. Zelaza menjatuhkan dirinya di atas ranjang yang lembut. Ia mendesah lega. “Akhirnya,” bisiknya pada langit-langit. * * Setelah mandi dan mengganti pakaian dengan dress musim panas yang cerah, Zelaza memutuskan untuk menjelajahi resort. Saat dia berjalan menyusuri jalan setapak menuju resepsionis untuk menanyakan WiFi, matanya menangkap sebuah papan pengumuman yang cukup besar. “Selamat Datang di Resort Bella Vista!” tertulis dengan bahasa Italia dan huruf-huruf yang menarik. Di bawahnya, terpampang jadwal acara untuk minggu ini. Matanya membesar. Senin: Welcome Dinner & Cocktail Party di kolam renang Selasa: Api unggun di pantai & Live Acoustic Music. Rabu: Permainan bola di pantai. Kamis: Tur Mencicipi Anggur dari Kebun Anggur Lokal. Jumat: White Party & DJ Night. Sabtu: Gala Dinner di bawah langit pantai. “Banyak sekali pestanya,” gumam Zelaza pelan, tapi senyumnya mengembang. Ini bahkan lebih dari yang dia bayangkan. Resort ini memang menjanjikan ketenangan, tetapi juga kehidupan sosial yang berkilauan. Sebuah kombinasi yang sempurna. "Jadwal yang padat, bukan?" ucap seseorang dari belakangnya yang membuat Zelaza tersentak kaget. Zelaza menoleh dan melihat seorang pria tinggi, tampan, dan seksi. Bahkan Zelaza menelan salivanya karena pria itu telalu ... maskulin. Apalagi pria itu hanya memakai celana pendek bermotif pantai dan meskipun tak ada senyum di wajahnya, namun pria itu tampak menarik di mata Zelaza. 'Zelaza, kau baru saja patah hati dan sekarang begitu bersemangat melihat pria tampan yang baru?' batin Zelaza pada dirinya sendiri. "Maaf, aku tak terlalu fasih berbahasa Italia," sahut Zelaza dalam bahasa Inggris. Pria itu mengangguk. "Sorry, kau baru datang kemari?" tanya pria itu dalam bahasa Inggris yang dimengerti Zelaza. Zelaza tersenyum, sedikit merasa lega karena pria itu memakai bahasa yang dia mengerti. Dan aksennya begitu seksi di telinga Zelaza. "Ya, aku baru tiba hari ini. Di sini sangat indah." Zelaza melepas kacamatanya. "Beautiful eyes," gumam pria itu. "Terima kasih, kau juga," sahut Zelaza sedikit ragu. "Aku Zelaza Camorra." Zelaza memperkenalkan dirinya pada pria menarik itu. "Aku Donzello," jawab pria itu tanpa menyebutkan nama belakangnya. "Aku pemilik resort ini," lanjutnya. Zelaza melebarkan matanya. "Wow ... ini resort yang sangat bagus. Kau mengelolanya dengan sangat bagus." "Thank you, selamat menikmati waktumu di sini." Lalu pria itu berjalan kembali. "Tunggu!" Zelaza memanggil. Donzello menoleh. "Ya? Ada yang bisa kubantu?" "Apakah aku bisa mendapatkan penerjemah atau guide selama di sini? Aku juga ingin mengelilingi kota kecil itu karena aku akan tinggal di resort ini untuk beberapa lama." Donzello mengernyit. "Apakah kau model dari Amerika yang menyewa resort selama sebulan itu?" Zelaza mengangguk, dia sedikit heran karena Donzello tak mengenalnya padahal dia cukup terkenal di media, namun justru itu membuat Zelaza lebih nyaman. "Ya, asistenku yang kemarin melakukan reservasinya. Bagaimana? Apakah ada fasilitas tambahan seperti itu di sini?" tanya Zelaza lagi. "Sebenarnya ada, hanya saja mereka tinggal di kota. Tapi nanti pegawaiku akan mencoba menghubungi mereka. Untuk sementara, aku yang akan menemanimu jika kau tak keberatan." Zelaza menggigit bibirnya, tak menyangka bahwa pria tampan itu menawarkan dirinya untuk menjadi guide sekaligus teman perjalanannya. Padahal pria itu pemiliki resort mewah ini. "Kau ... tak sibuk?" tanya Zelaza. "Aku memang sedang beristirahat di sini untuk beberapa lama." Zelaza tersenyum. "Baiklah, terima kasih. Aku akan membayar jasamu juga meskipun kau mungkin tak terlalu membutuhkan uangnya." Pria itu tersenyum dan senyum itu begitu menawan hingga bisa saja membuat Zelaza meleleh dibuatnya. Meskipun Zelaza sering berinteraksi dengan model-model tampan, tapi Donzello sangat berbeda. Pria itu begitu mempesona dan sangat maskulin di mata Zelaza. Bahkan pesona Alehandro tak ada apa-apanya dibanding Donzello. "Tak perlu, anggap saja itu bonus dariku karena kau sudah menyewa selama sebulan penuh di resort ini. Nanti malam akan ada acara, datanglah, aku menunggumu." Zelaza mengangguk, sedikit menyembunyikan semangatnya yang tiba-tiba menggebu.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD