Seorang balita berusia sekitar lima tahun terlihat menghampiri Agnes. Tubuhnya gempal dengan sorot mata polos namun terlihat tajam. Agnes berjongkok, mengusap puncak kepala balita itu dan tersenyum. “Ikut Mama sebentar yuk?” “Tapi Elang masih main, Ma.” “Sebentar aja. Ada orang yang mau ketemu sama Elang.” Mata bulat itu melirik Aslan yang masih menatap interaksi dua orang itu. Tatapan mereka beradu. Seketika, Aslan merasakan dadanya berdesir halus. “Om itu?” tanya balita bernama Elang itu pada Agnes. Agnes mengangguk. “Yuk, ketemu dulu?” Balita gembul itu balas mengangguk, menurut dan berjalan menghampiri Aslan yang mengernyit semakin dalam. Jantungnya berdegup kencang tak karuan. Pikirannya mulai memikirkan banyak kemungkinan tentang identitas anak kecil itu. “Siapa dia?” tanya A