Sikap dingin Aslan terus berlanjut hingga keesokan harinya. Sesekali, Audri mendapati Aslan termenung seolah ada beban berat yang membebani pundaknya. “Tunggu, Om!” seru Audri saat Aslan menolak untuk sarapan dan berniat untuk segera pergi ke kantor. Aslan yang sudah hendak berjalan menuju pintu pun segera berbalik. “Ada apa?” “Aku bekalin sarapan, ya? Udah terlanjut aku bikinin soalnya.” “Nggak usah.” “Om, udah terlanjur aku bikinin. Kalau belum terlanjur aku bikinin sih nggak apa-apa. Jadi, tunggu sebentar, ya?” Audri segera mengambil kotak bekal dan memasukkan menu sarapan Aslan ke dalamnya. Sementara Aslan hanya menatap punggung istrinya sambil menghela nafas pelan. Ia mengusap wajahnya sekilas. Sejak pertemuannya dengan Agnes, pikirannya terus dipenuhi oleh wanita itu dan seseor