Milly telah tiba di apartemen Keenan. Kedatangannya disambut dengan sebuah pelukan hangat dari Elina yang begitu senang melihatnya. "Sayang, kenapa mata kamu sembab begini?" tanya Elina terkejut. Karena mata gadis itu sembab dan merah. Kedua sudut bibir Milly tersungging ke atas. Gadis itu berusaha tersenyum meskipun hatinya sedang dalam suasana yang tidak baik. Gadis itu membisu, hanya tersenyum tanpa menjawab pertanyaan dari Elina. "Keenan, kenapa kamu membuat Milly menangis?" ujar Elina menuduh anaknya. Keenan mengangkat kedua tangan, lalu berkata, "Bukan Keenan yang membuat Milly menangis. Tapi Ayah." "Apa?" ujar Elina begitu terkejut. "Kalian bertemu dengan pria tua itu?" Keenan mengangguk. "Lalu, apa yang dia katakan hingga membuat Milly menangis?" Keenan terdiam. Mulutnya ter