Sebuah keadilan

1086 Words

"Maafkan Ibu saya Nak Ratu. Mamah memang jadi seperti itu setelah Mbak Selena dan Mas Syidik mengalami kecelekaan di pesawat waktu itu." Om Agung berkata. Saat ini, kami sedang berada di kantin rumah sakit. Aku ingin sekali menjelaskan kepada Om Agung bahwa aku lah anak dari Mbak Selena dan Mas Sidik nya itu. "Tidak apa-apa, Om. Saya seneng kalau Nenek bisa nyambung sama saya." Aku baru bertemu dengan Nenek Lina. Dan aku sangat rindu padanya. Menatap Nenek Lina soalah aku sedang menatap Mamah Selena ataupun Papah Syidik, kalau diijinkan aku ingin sekali mengobrol lama dengannya. Aku ingin menggenggam tangannya dan mengatakan bahwa aku adalah Naina cucunya. Tapi sepertinya tidak mungkin. Aku tidak mungkin mengatakannya. "Apa aku boleh mengobrol bersama Nenek?" Aku tidak tahu ada apa

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD