TRY TO FIX IT

1028 Words
Keesokan harinya, Rani yang sudah mengambil cuti ingin pergi menemui kekasihnya Semenjak kemarin pagi mereka bertengkar di telepon, Rani tidak dapat menghubungi kekasihnya, satu - satunya hal yg dapat dilakukan saat ini adalah menemui Qyra kekasihnya secara langsung Rani menyalakan mobil inventaris perusahaan, Rani diijinkan membawanya pulang oleh Fei. Rani yang tinggal didaerah pinggiran kota besar dimana perusahaan Fei berada sedangkan Qyra kekasih Rani tinggal di pusat kota besar, walaupun tidak terlalu jauh, namun perjalanan memakan waktu 2 - 3 jam dikarenakan kemacetan yang menjadi keseharian di ibu kota. Jarak dan waktu merupakan salah satu permasalahan besar bagi mereka. Terbatasnya waktu untuk bertemu, Rani yang sibuk dengan pekerjaannya sedangkan Qyra yang masih berkuliah, membuat mereka jarang bertemu dan membuat permasalahan yang ada tidak terselesaikan dengan baik, malah menambah rumit keadaan. Hari sudah menunjukkan pukul 11 siang saat mobil yang dikendarai Rani tiba di universitas tempat Qyra menempuh pendidikan. Salahkan saja kemacetan kota besar yang semakin parah. Rani menunggu didepan gedung fakultasnya Qyra, sekitar 15 menit kemudian keluarlah sekumpulan mahasiswa dari dalam gedung. Rani yang mencari Qyra berusaha memfokuskan pandangannya kepada wajah - wajah mahasiswi yang baru saja berjalan keluar gedung. “ah, kak Rani ya”, salah seorang mahasiswi “iya, kamu temannya Qyra ya?”, Rani mencoba mengingat “iya kak, yang waktu itu main kekostannya Qyra”, mahasiswi berambut merah bergelombang itu menjelaskan “kok kakak disini, kirain lagi sama Qyra, soalnya Qyra ga masuk hari ini”, “loh ga masuk kenapa?” “alasannya seh mau jemput sepupunya, aku kirain mah kak Rani” Rani terdiam bingung, iya Qyra adalah seorang mahasiswi tingkat 3, dan mereka merahasiakan hubungan ini, percintaan sesama jenis masih merupakan hal tabu di sebagian besar wilayah asia, Rani tidak mau Qyra menjadi bahan ejekan orang. Rani kembali ke parkiran kampus dan mengemudikan mobilnya menuju kostan Qyra Rani memakirkan mobilnya di depan sebuah rumah besar dengan tulisan dipagarnya ‘Terima kostan putri’ Tanpa mengetuk, Rani langsung menggeser pagar rumah itu dan masuk, Rani terbiasa kesini dahulu saat dia belum bekerja di perusahaan Ms Fei, saat dia masih tinggal disekitar daerah ini. Rani melepas sepatunya dan memasuki rumah, melihat bibi pengurus kost sedang membersihkan lantai. “non Rani, masuk saja, nanti bibi pel lagi gampang”, begitu bibi itu melihat Rani yang hendak berjalan tetapi tidak jadi dikarenakan lantainya basah sehabis di pel “ga apa - apa neh bi?, saya ga enak kalau bibi ngepel lagi” “ga apa - apa non, biasanya malah anak - anak masuk pake sepatu yang bikin lantai kotor”, Rani yang mendengar jawaban itu hanya tersenyum, kemudian naik ke lantai 2 dan berjalan ke arah kamar kostnya Qyra Tok Tok Krieet Rani membuka pintu kamar itu, pakaian kotor, buku buku berserakan di seluruh penjuru kamar, begitulah kebiasaan buruk Qyra, selama ini Rani lah yang selalu membereskan semua kekacauan di kamar Qyra, 3 bulan ditinggalkan oleh Rani, Qyra tidak berubah, tetap saja pemalas dan jorok. Rani tidak menemukan Qyra di kamarnya, Dia pun melangkah masuk dan membereskan kekacauan itu, dia mengangkat buku - buku kuliah Qyra dan meletakkannya diatas meja, kemudian memisahkan baju kotor dengan baju bersih yang sama - sama tergeletak dilantai, mudah membedakannya, dari baunya, Rani yang sudah terbiasa dengan aroma tubuh Qyra sama sekali tidak membuatnya merasa mual ataupun jijik saat mengendus baju - baju Qyra itu. Sampai saat dia mengangkat baju yang tergeletak didekat kamar mandi, sebuah k****m bekas terjatuh dilantai. Dahi Rani berkerut saat mengangkat benda itu dengan dua jarinya, dia melihat k****m itu terisi dengan cairan putih. Ekspresi Rani saat ini tidak terbaca, dia kaget, kesal, marah, sedih disaat yang bersamaan. Setengah jam kemudian Didepan rumah kostan “wah mobil siapa ini?, keren banget”, seorang gadis berwajah manis dengan tinggi 160 cm itu sambil menatap mobil hatchback merah yang terparkir. “kamu mau mobil ini sayang?, nanti aku belikan”, ucap pria yang merangkul gadis itu “beneran?, wah pacarku ini selain ganteng, kaya, baik hati pula”, puji gadis itu Mereka pun masuk kedalam kostan dan naik kelantai dua Qyra membuka pintu kamarnya dengan seorang pria disampingnya Rani yang duduk diranjangnya menatap gadis itu dengan amarah. “oh jadi ini alasannya?” amarah disetiap nada bicara Rani “mba Rani kok ada disini?”, cicit Qyra “Rob, kamu pulang aja ya, aku ada uru-” “ga perlu, urusanku sudah selesai disini”, potong Rani “ambil ini jalang”, Rani melemparkan k****m bekas yang dia temukan tadi kewajah Qyra. Meninggalkan kedua orang itu Rani berjalan cepat menuju mobilnya Sesaat sebelum dia sempat masuk kedalam mobilnya Qyra menariknya “biar aku jelasin dulu mba”, pinta Qyra “lepaskan” “jadi ini mobil mba Rani?”, tatapan Qyra menuju mobil merah yang terbuka pintunya itu “kamu bilang aku ga ada waktu, egois dan sebagainya, itu semua alasan buat putus, karena kamu selingkuh, okay kita putus”, Rani melepaskan tangan Qyra dan masuk kemobilnya, mengendarainya tanpa mempedulikan Qyra berteriak diluar. Lampu lalu lintas berubah merah saat mobil Rani bermaksud melewatinya. Air mata membasahi wajahnya, menetes dibaju dan celananya, dia menekan panggilan dan memasang headset, menunggu panggilan diseberang dijawab, dia berusaha meredakan tangisannya. “halo” “halo Ms, hiks”, isakan yang ditahannya tanpa sengaja keluar Keheningan terjadi di panggilan itu “masuklah hari senin, besok sama lusa aku tidak membutuhkanmu”, ucap orang di seberang panggilan itu “terima kasih Ms” Panggilanpun terputus Ruang meeting Sesaat setelah Fei mematikan ponselnya, para manager yang berada diruangan tersebut masih terdiam, menunggu ucapan dari Fei Fei mengedarkan pandangan bingung kemudian menghela nafas, “haaah, aku lapar”, sambil memanyunkan bibirnya Membuat seluruh orang diruangan tertawa kecil, mereka tidak berani tertawa terbahak - bahak karena bagaimanapun Fei adalah Owner perusahaan tersebut Hanya Gio yang memberikan tatapan membunuh ke arah Fei, yang membuat ruangan itu diam Fei yang ditatap oleh Gio tidak menyadarinya, dia lapar karena sebelum sempat pergi makan, Gio sudah menariknya paksa untuk meeting, karena jika Fei pergi keluar untuk makan, maka dipastikan dia tidak akan kembali alias langsung pulang dan sudah pasti mereka tidak akan jadi meeting..
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD