DIVERSITY

1019 Words
Fei mendorong sebuah pintu dengan bahunya, dikarenakan kedua tangannya penuh dengan kue. Rani menatap pintu ruangannya yang dibuka tanpa ketukan terlebih dahulu “coklat membantu memperbaiki mood” begitu pintu terbuka dan menampilkan wajah atasannya “ini buat kamu satu” Fei meletakkan sepotong kue coklat yang dipegangnya ke meja Rani kemudian berjalan pergi dari ruangan asistennya. “terima kasih”, tulus Rani sambil menatap kue coklat dihadapannya saat Fei sudah berlalu dari ruangannya Mba Eri akhirnya menyelesaikan pembagian kue kepada setiap pegawai dikantor, tentu saja dengan memanggil satu orang dari setiap ruangan untuk membawa bagian mereka masing - masing Tok tok “masuk” “mba Rani, ini saya bawa kue untuk mba”, Mba Eri meletakkan sepotong kue cheese ke atas meja Rani “itu kue coklatnya dari” “Ms Presdir mba”, jawab Rani cepat “tadi pagi mba ga sengaja dengar Rani berantem di telepon”, “pacar saya minta putus, saya ga mau mba”, wajah Rani terlihat sedih saat memikirkan kejadian tadi pagi “Ms presdir menyuruh saya untuk cuti besok mba” “ga apa - apa, mba Eri bisa mengawasi Ms Fei besok, kamu selesaikan masalahmu dahulu baik - baik”, Eri berusaha menenangkan Rani “Ms Fei bilang kalau cinta ga pernah salah mba, tapi saya takut mba, takut kehilangan orang yang saya cintai” “Ms Fei selalu bisa membaca orang, jadi Rani tenang saja, kalau ada apa - apa cerita saja ke mba Eri atau mba Fei, semuanya pasti akan baik - baik saja Rani”, Eri mencoba menenangkan “kenapa Ms Fei sama mba Eri selalu mendukung Rani, coba kalau orang lain tau tentang ini, mereka bakalan benci, jijik sama Rani”, “Rani, waktu dahulu mba Eri ngelamar disini, Ms Fei yang wawancarai mba, dia langsung ngomong kalau mba Eri bisa jaga rahasia, dan mba Eri langsung diterima jadi resepsionis, padahal itu mba belum ditanya macam - macam loh, cuman nanya soal keluarganya mba”, kenang resepionis itu “bahkan Rani sendiripun heran mba, dari awal ketemu mba Fei langsung bilang, hubungan pribadi Rani itu hak Rani, siapapun yang Rani cintai bagi Ms Fei yang terpenting adalah hasil kerja Rani” “makanya Rani tenang aja ya, selesaikan masalah Rani, soal Ms Fei serahkan sama Mba Eri aja”, Eri mengelus punggung Rani menenangkannya Dua bungkus bekas kue coklat tergeletak di meja Fei Tidak membutuhkan waktu lama untuk menghabiskannya, karena coklat adalah kesukaan Fei. Bisa dipastikan Fei akan makan siang di sore hari, karena kue - kue itu membuatnya kenyang pada saat jam makan siang “mba saya maunya itu cheese cake, kok dikasih kue pelangi ini seh”, protes Gio didepan meja resepsionis sambil membawa rainbow cake “ih kamu telat seh ngomongnya Gio, udah aq kasih mba Rani sama mas Win” bela Eri Gio berjalan menuju ruangan QC dengan membawa Rainbow cake yang diberikan dari resepsionis tadi, Dia berniat menukar kue pelangi miliknya dengan cheese cake kesukaannya Ruangan QC Win sedang berdiri dan berbincang dengan Manager HRD Frans di depan tumpukan produk import yang terlihat bermasalah Melihat kesempatan itu Gio berjalan diam diam menuju meja Win dan melihat cheese cake tergeletak diatas meja “apa yang kau lakukan?”, sebuah tangan memegang lengan Gio Win menangkap basah Gio hendak mengambil kuenya, Sebenarnya dia sudah menyadari kedatangan Gio saat Manager keuangan itu membuka pintu ruangannya “menukar kue”, jawab Gio tanpa rasa bersalah “itu milikku, kau tidak bisa menukarnya sembarangan” tolak Win “kau bahkan tidak memakannya” “aku akan memakannya, kenapa kau tidak memakan saja kue milikmu itu, malah jauh - jauh datang kesini hanya untuk menukar kue” “gue mau cheese cake itu” Gio menunjuk kue yang berada di meja Win “kekanakkan sekali”, celetuk Win kepada pria yang lebih tua 3 tahun darinya itu “jadi elu mau kasih kue elu ke gue gak?” “tidak, pergi dari ruanganku” Namun Gio tetap gigih dan berusaha meraih cheese cake tersebut, namun lengannya kembali ditarik oleh Win dan membuat Gio kehilangan keseimbangannya dan menabrak d**a bidang Win. “b******k, lepasin gue”, bentak Gio Wajahnya memerah malu, karena semua orang yang ada didalam ruangan QC melihat kearahnya, termasuk Manager HRD yang masih berada diruangan itu “jadi kamu benar - benar mau kue itu?” Wajah Win mendekat kearah Gio dan setengah berbisik ditelinganya “jadilah wanitaku”, bisikan yang terucap dari mulut Win Greb Gio menarik kerah kemeja Win “ apa maksud lo b******k, homo najis” “hei berhenti”, lerai Frans “loe bilang gue homo?, yang lu lihat tadi pagi itu homo bukan?”, Win tersenyum menang Ciumannya dengan Fei, tentu saja membuktikan dia pria normal,dan itu malah membuat Gio semakin marah “berhenti atau kalian berdua saya SP”, tegur Frans yang dari tadi berada disebelah Win berusaha menghentikan pertengkaran ini Gio pun melepaskan kerah kemeja Win dengan kesal Rainbow cake yang dia bawa pun terjatuh dilantai dekat meja Win, hiasan di kue didalam kotak mika itu sudah berantakan. Gio pun pergi meninggalkan ruangan QC dengan wajah kesal Dan siapapun yang lewat dan menyapanya tidak dia gubris, dan tatapannya sanggup membuat sekelilingnya terasa menyeramkan “Win, berhenti mengganggu Gio”, Frans mengingatkan “kan kau lihat sendiri Frans, siapa yang memulainya” “kau tau dia tidak bisa diajak bercanda, kau serius saat mengatakannya tadi?”, “ah kau dengar?” “tentu saja bodoh, aku disamping kalian berdua” rasanya Frans ingin menjitak kepala Win “sejak kapan kau jadi gay?”, tanyanya, kini didalam ruangan hanya tersisa mereka berdua Seluruh karyawan QC sudah melarikan diri saat Gio mulai mengamuk tadi “Win ini normal Frans”, Win meletakkan tangannya didada dengan mimik serius “orang tadi pagi aja gue abis nyipok Fei” wajah Win berubah bangga “pengen kutampar wajahmu saat ini” pria berkacamata itu menyesal telah bertanya “hahaha, sebegitu menyebalkannya kah aku dimata kau?”, tawa Win sarkastik
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD