“Shak, PR-ku sudah?” “Shak, belikan kami minum.” “Shak, aku lupa tak bawa uang. Pinjami uangmu, ya.” “Shak, kau ke kantin? Sekalian belikan cemilan, ya.” Semua kata itu merupakan kata yang selalu terdengar dan wajib Shakira jawab dengan anggukan. Karena dengan begitu ia akan tetap memiliki teman meski dijadikan kacung bagi mereka. Hampir selama dua tahun sejak kelas X ia menjadi teman, ah, bukan, lebih tepatnya pembantu dari lima gadis sekelasnya. Saat itu Shakira merupakan gadis yang pendiam dan selalu insecure dengan penampilan dan kemampuannya. Dan semua adalah imbas dari ucapan teman saat ia duduk di bangku SMP. Saat itu akan diadakan kejuaraan renang antar sekolah dan Shakira ditunjuk sebagai salah satu yang mewakili sekolah. “Jangan sok hebat! Wajah jelekmu saja membuatku ingin