Daniel menatap Madeline lembut, mencoba menyembunyikan rasa sakit yang perlahan menyebar di dadanya. Senyumnya tetap ada, meski sedikit dipaksakan, dan dia menghela napas pelan. “Tolong, Maddi,” katanya dengan suara rendah, hampir memohon. “Pengakuanku ini… jangan sampai merusak apa yang kita miliki selama ini. Aku tidak mau kehilangan persahabatan kita.” Madeline menatapnya, matanya melembut. Dia bisa melihat betapa beratnya momen ini bagi Daniel. Dia selalu tahu bahwa Daniel adalah teman yang setia, dan dia tidak ingin melukai perasaannya lebih dari yang sudah terjadi. “Aku mengerti, Dan,” ucap Madeline pelan, suaranya penuh dengan empati. “Aku juga tidak ingin hubungan kita berubah. Kamu adalah sahabat terbaikku. Dan aku berharap kita bisa tetap seperti itu, meskipun ini mungkin su