Prolog

208 Words
Bukan dia yang merubahku. Bukan karenanya pula aku berubah. Namun, karena aku mencintai diriku sendiri hingga akhirnya aku memilih berubah. Ini bukanlah kisah dua hati yang terlampau sempurna. Namun kisah antara aku, kamu, dan Dia. Dia ... yang dengan teganya menciptakan rasa ini untukku. Mungkin karena Dia lebih tahu, jika aku akan sempurna bila bersamamu. Ada yang bilang bahwa Tuhan hanya dapat mempertemukan, bukan mempersatukan. Lalu benarkah itu? Bukankah Tuhan selalu memberikan yang terbaik untuk hamba-Nya? Ah, aku pasti lupa. Bahwa aku bukanlah hamba-Nya yang dimaksud. Salahkah aku? Jika menyalahkan cinta yang membuatku terpuruk jatuh kedalam dasar? Maaf, karena aku yang memiliki rasa ini kepadamu. Maaf, karena aku yang telah mengganggu ketenangan hatimu. Maaf, karena aku yang selalu ingin merubuhkan dinding tinggi di antara kita. Tapi Salma, tak bolehkah aku untuk tetap dekat denganmu seperti ini? Walau pada akhirnya kau bukan takdirku, aku tetap akan memilih untuk berlabuh di hatimu, dan tak akan pernah menyesalinya. Jadi tolong tanyakan pada Tuhanmu, apakah aku yang bukan hamba-Nya boleh mencintai dirimu? Seperti rangkaian hidup ini yang menjadi episode film kehidupan, maka biarkan aku yang merangkai hidupku ini dengan kamu yang menyempurnakan kisahku dengan naskahmu. **** Prolog by: Syauqi Arjune Favian Selamat membaca cerita TDBU ♥️ Jazakumullah yaa khair Salam, Arunika Aumy
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD