Ayana duduk di kursi rumah kontrakannya, ia mengeluarkan amplop coklat dari mamanya tadi saat bertemu di Bogor. Ia buka isi amplop tersebut dan jumlahnya cukup besar, ia bersyukur karena saat ia sedang membutuhkan uang ada bantuan tak terduga dari mamanya.
Saat ini ia tak khawatir lagi untuk biaya seragam si kembar tiga anak asuhnya. Tapi ia juga harus memikirkan kedepannya untuk kelangsungan hidupnya sehari-hari. Ia teringat tentang tawaran Sheila untuk memberikan les privat pada anak teman kakak Sheila. Ia mengambil ponselnya dan menelepon Sheila
"Halo assalamualaikum Shel"
"................"
"Gue mau tanya soal jadi guru privat anak temen mbak Lila itu, jadi kan gue ngajar dia?"
"................"
"Mulai Senin lusa? Oke. Elo wa alamatnya dan jam gue ngajarnya. Oh ya elo udah bilang kan kalau gue yang kasih Les privat ke sana"
"..............."
"Okey, sekali lagi thanks ya Shel. Eits tunggu. Elo bilang ke mama kalau gue lagi butuh uang?"
"..............."
"Oh...ya udah. Lain kali nggak usah ya kamu ngadu ke mama gue"
"............."
"Ya udah bye.... assalamualaikum"
Ayana menutup sambungan teleponnya pada Sheila.
Oooo----oooO
Ayana berdiri di depan pagar sebuah Rumah yang megah, dengan outfit favoritnya celana panjang bahan berwarna coklat muda, kaos lengan pendek dan sepatu kets. Tak ketinggalan tas ransel kebesarannya yang selalu ia bawa kemanapun ia pergi.
Ayana menekan bel di sebelah kiri pagar beberapa kali, seorang security keluar dari posnya yang berada tak jauh dari pagar yang tinggi dan mendekati pagar.
"Maaf cari siapa ya mbak ini?"
"Saya Ayana pak, saya guru les privat untuk Alika" jawab Ayana.
"Sebentar ya mbak, saya tanya nyonya dulu"
"Iya pak"
Security itu berjalan masuk dalam rumah, 5 menit kemudian ia kembali dan membuka pintu pagar.
"Silahkan masuk mbak, sudah ditunggu sama nyonya"
"Makasih pak"
Security tersebut menutup pagar dan mengantarkan Ayana masuk ke dalam rumah. Security mempersilahkan Ayana duduk di ruang tamu sedangkan security tersebut kembali ke ke posnya di depan. Ayana duduk di ruang tamu, ia mengedarkan pandangan ke seluruh ruangan. Cukup besar dan mewah, terdapat beberapa lukisan dan guci antik besar di beberapa sudut ruangan.
Seorang wanita cantik berjalan anggun mendekati Ayana.
"Hai selamat sore.. .."
"Sore mbak........"
"Maura, aku Maura. kamu...?"
"Nama saya Ayana mbak Maura"
"Iya, rekomen dari sheira kan?"
"Iya mbak Maura, adik mbak sheira Sheila itu sahabat saya"
"Saya mau lihat dulu metode mengajar kamu pada Alika ya, jadi selama seminggu ini training. Gimana?"
"Iya mbak nggak apa apa"
"Okey, aku antar ke ruang belajar Alika ya" ucap mbak Maura kemudian berdiri dan berjalan ke ruangan tak jauh dari ruang tamu, Ayana mengikuti mbak Maura masuk ruangan tersebut dimana Alika sudah berada disana.
"Kenalin ini Alika putri pertama saya, dia kelas 3 SMP jadi harus intens belajar untuk persiapan ujian akhir."
"Hai Alika.. " sapa Ayana
"Hai kak........"
"Ayana, nama Kakak Ayana"
"Okey aku tinggal dulu ya Ayana"
"Iya mbak Maura"
Ayana mulai mengajari Alika beberapa pelajaran, setelah 2 jam Ayana pamit pulang pada mbak Maura dan Alika, Ayana keluar dari rumah mbak Maura, security membukakan pintu pagar untuk Ayana. Ayana melangkah keluar, ia berhenti sejenak dan mengambil baseball hat dari tasnya dan memakainya lalu melangkah meninggalkan rumah Maura.
Sebuah mobil range Rover hitam dari arah sebaliknya Berbelok ke rumah mbak Maura, security segera membuka gerbang agar mobil tersebut bisa masuk.
Alika dan Maura sedang duduk di ruang keluarga membicarakan tentang Ayana
"Gimana kak tadi belajarnya?"
"Enak kok ma, kak Ayana memakai metode yang mudah aku mengerti, cara ngajarinnya juga asyik nggak menggurui banget, kayak ngajarin temen gitu. Kak Ayana aja deh ma, yang kasih Les ke aku" ucap Alika pada mamanya
"Kita tunggu seminggu ini ya kak gimana hasil kamu setelah les sama dia, mama nggak mau awalnya aja asik tapi selanjutnya nggak asik ngajarnya"
"Ya udah terserah mama aja deh"
"Hallo.... ngobrolin apa sih seru banget"
"Ini Gi, lagi ngobrolin guru les privat Alika"
"Ganti lagi mbak?, Alika bandel sih makany guru privat dia nggak ada yang betah" ledek Gian pada Alika
"Ih om Gian, Alika nggak bandel tau, Alika cuma nggak cocok aja sama guru guru privat yang dulu dulu" jawab Alika cemberut pada Gian, adik mamanya
"Jadi sekarang udah cocok sama yang ini?"
"Sepertinya sih Alika cocok, tapi mbak mau lihat dulu seminggu ini, kamu mandi dulu Gi habis itu kita dinner"
"Iya mbak, mas Arsya belum pulang mbak?"
"Belum, hari ini dia pulang malam, Alika kamu panggil Arlan untuk makan malam"
Alika naik ke atas memanggil adiknya Arlan, yang berusia 9 tahun. Anak anak Maura sangat akrab dengan Gian, om mereka satu satunya. Gian memang tinggal bersama Maura sejak orang tua mereka meninggal 5 tahun yang lalu. Sebenarnya Gian ingin tinggal di apartemen karena tak ingin merepotkan kakaknya, apalagi ia juga sudah mapan saat itu, tapi kakaknya keukeuh memintanya tinggal bersamanya.
Oooo----oooO
Ayana sampai rumah jam 7 malam, ia melihat ketiga anak asuhnya sedang belajar di ruang tamu.
"Assalamualaikum...."
"Walaikumsalam...." Jawab Sari, Sara dan Iqbal bersamaan
"Kakak sudah pulang?" Tanya Sari
"Udah dek, kalian belum makan kan? Nih tadi kakak beliin nasi goreng, kalian makan dulu baru lanjutkan belajarnya ya?"
"Iya kak"
"Kakak mau sholat isya dulu, kalau sudah selesai belajar kalian sholat isya baru tidur ya" Ayana mengunci pintu depan dan kemudian masuk dalam kamarnya.
Sudah sebulan Ayana menjadi guru privat Alika, nilai Alika mengalami kenaikan signifikan setelah di ajari oleh Ayana membuat Maura yakin pada kemampuan Ayana. Hari ini ia meminta Ayana datang lebih siang karena ada yang akan ia bicarakan.
"Maaf mbak, apa yang mau mbak Maura bicarakan sama saya, apa mbak tidak puas dengan metode dan hasil dari saya mengajar Alika?"
"Bukan.....bukan itu, saya sangat puas malah sama hasil kamu mengajar, karena nilai Alika meningkat sejak les privat. Ini akan membuat raport dia bagus hasilnya nanti"
"Lalu apa yang mbak Maura mau bicarakan?"
"Saya hanya ingin sedikit bertanya tanya saja sama kamu, boleh?"
"Boleh mbak, mbak Maura mau tanya apa?"
"Apa benar kamu belum lulus S1?"
"Iya mbak benar, saya sudah semester akhir tinggal skripsi dan wisuda saja sih mbak"
"Loh kenapa? Kan tinggal dikit lagi"
"Ada masalah keluarga mbak yang nggak bisa saya ceritakan"
"Nggak ada biaya?" Tanya Maura
"Salah satunya" Jawab Ayana
"Mmmm.......gimana kalau mbak yang biayain skripsi dan wisuda kamu?"
Ayana memandang Maura tak percaya.
"Jangan mbak, nggak usah"
"Kenapa?"
"Kita baru kenal 1 bulan loh mbak, tapi kenapa mbak Maura bisa menawarkan akan membiayai skripsi dan wisuda saya?"
"Ya nggak apa apa, saya ingin bantu kamu"
"Saya sangat berterima kasih sama mbak Maura, tapi maaf mbak kalau saya harus menolak. Saya takut tidak bisa membalas Budi mbak Maura terhadap saya"
"Ya sudah saya juga tidak bisa memaksa, saya dengar kamu mempunyai 3 orang adik kembar ya, pasti seru ya"
"Iya mbak, saya juga kerja demi membiayai mereka"
"Okey, ini gaji kamu bulan ini" ucap Maura menyodorkan amplop coklat pada Ayana, Ayana menerima dan membukanya
"Maaf mbak Maura, apa mbak nggak salah. Ini kebanyakan mbak untuk gaji seorang guru privat" ucap Ayana bingung saat tahu besarnya uang yang Maura berikan padanya.
"Anggap saja itu ucapan terimakasih saya karena nilai Alika bagus, juga untuk kebutuhan si kembar, pasti kamu kesulitan menghidupi diri sendiri dan ketiga adik kamu"
"Tapi mbak......"
"Sudah kamu terima ya, jangan di tolak" ucap Maura meninggalkan Ayana di ruang belajar Alika. Alika masih belum pulang dari sekolahnya.