Eps. 47 Temani Aku Tidur

1337 Words

Ciuman itu datang tiba-tiba. Lembut pada awalnya, seolah ragu, namun kemudian perlahan menjadi dalam dan penuh luapan emosi yang sulit dijelaskan. Vivian sempat membeku—otaknya berusaha memahami apa yang sebenarnya sedang terjadi. Tapi tubuhnya tak bisa bohong. Degup jantungnya memburu, nafasnya tercekat, dan ia hanya bisa membiarkan bibirnya menerima perlakuan itu. Namun ketika ciuman itu terus berlanjut, ada bagian dalam dirinya yang ikut terbawa. Perasaannya campur aduk—antara sadar ini seharusnya bukan untuknya, dan rasa hangat yang tak terbantahkan menyelimuti hatinya. Pada akhirnya, Vivian pun membalas ciuman itu, perlahan, seperti orang yang terhanyut oleh badai emosi yang datang tak terduga. Dalam pelukan dan ciuman itu, Vivian seakan lupa dunia. Lupa bahwa dirinya bukan Karen, l

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD