*** Victor membantu Mary melepaskan gaun pengantinnya dengan hati-hati. Tangannya bergerak perlahan, memastikan gaun putih yang indah itu tidak tersangkut pada tubuh ramping istrinya. Mary berdiri dengan punggung menghadapnya, napasnya terdengar pelan, seiring dengan gaun yang akhirnya melorot ke lantai. "Terima kasih, sayang," ucap Mary dengan suara lembut setelah gaun itu berhasil dilepas. Ia memutar tubuh, menghadap Victor yang kini berdiri memandanginya dengan tatapan sayu— penuh minat. Mary berjinjit, mencoba menyamakan tingginya dengan pria itu, dan mengecup bibirnya dengan lembut. Ketika Mary hendak menarik diri, Victor dengan cekatan meraih tengkuknya, menahan wanita itu agar tetap berada di tempatnya. Victor melanjutkan ciuman itu, kali ini lebih dalam, lebih hangat. Mary ters

