“Oh, Ok.” Brandy mengangguk, sambil terus menyesuaikan langkahnya dengan langkah pria yang sepertinya sudah mahir berdansa. Langkah pria itu ringan dan lentur, tidak seperti langkahnya sendiri yang kasar. Orang-orang terpana melihat dua sosok misterius di tengah lantai dansa. Beberapa saat mereka hanya menonton saja, namun kemudian bergabung dengan pasangan masing-masing. Rowan dari tempatnya duduk, terus menatap ke arah pasangan bertopeng yang sedang berdansa itu tanpa berkedip. Ada perasaan tidak enak merambati dadaanya melihat Brandy berdansa dengan pria lain. Dia merasa gelisah dan dadanya berdebar-debar. Mereka terlihat serasi berdansa bersama. Kedekatan Brandy dan pria itu mengusik kedamaian Rowan. Rowan berusaha menenangkan diri dengan menenggak dua gelas anggur. Tapi tetap saj