Tidak terpikir sedikit[un untuk Adam kalau dirinya bisa berada di antara orang orang yang selama ini selalu disebut sebut sebagai orang yang begitu penting. Dimana Adam hanya bisa menelan salivanya kasar ketika mereka semua menatapnya dengan tajam seolah ingin memakannya bulat bulat. Awalnya, Adam ingin mundur saja dan enggan menampilkan wajah di hadapan mereka. Toh kerjanya sudah beres dan dirinya tidak diperlukan lagi apalagi saat sedang liburan. Adam ingin memberikan ruang pada mereka sampai akhirnya niatnya untuk kabur terhentikan dikarenakan Sindy yang menarik tanngannya untuk mendekat pada mereka. “Perkenalkan, ini adalah Adam sang penjaga pondok, kebetulan juga dia adalah kekasihku.” Sindy memperkenalkannya dengan bangga, apalagi sosok itu sambil merangkul tangan sang kekasih deng