Hari ini adalah hari yang paling buruk bagi Kinan. Moodnya turun naik setelah mengenal Bagas, Sang Direktur yang terkenal dingin itu. Terkadang hangat da enak di ajak bicara, tapi terkadang Bagas bersikap dingin dan begitu cuek. "Benar ini kos -kosannya?" tanya Bagas pelan. Rumahnya begitu mewah malah tidak terlihat seperti kos - kosan. Kinan menatap ke arah rumah itu dan membaca nomor rumah yang ada di tembok depan dekat pagar, lalu menyamakan dengan yang tertulis di pesan singkat dari Shella. Nomor dua ratus dua belas, batinnya. Nomornya benar kok, tapi kenapa rumahnya berbeda, batinnya kembali. "Hei ... Kinan? Ini betul tidak rumahmya? Kenapa malah diam?" tanya Bagas samnil melirik ke arah yang terlihat cemas. Kedua tangan Kinam sibuk mengetik pesan singkat yang di tujukan kepada Sh