PART 2

1510 Words
Sinar pagi menyorot langsung ke kamar Alya, ia menggeliatkan tubuhnya yang baru saja terbangun dari tidur "Baiklah gadis mommy, hari ini kamu harus mengumpulkan dollar untuk tetap hidup, anggap ini seperti sekolah hanya saja kamu harus lebih giat mengerjakan tugas untuk mendapatkan sebuah hadiah" gumam Alya yang tengah menyemangati dirinya sendiri Dengan segera ia beranjak dari kasurnya dan bersiap untuk pergi ke kantor di hari pertama ia bekerja Jam menunjukan pukul tujuh pagi, ia cukup lama menunggu bis di halte. ia terus-menerus memandangi jam tangannya dengan gelisah "Ayolah ini hari pertama ku kerja aku tidak mau terlambat datang, kenapa bis ini lama sekali, belum lagi jika jalanan macet" gerutu Alya Berselang 5 menit bis yang ia tunggu pun datang. Dengan segera ia memasuki bis tersebut dan tentunya dengan berdesak-desakan. Alya tidak pernah merasa sesusah ini untuk berpergian. Sebelumnya ia hanya perlu menancap gas mobilnya ataupun ia hanya terduduk manis di kursi penumpang taksi. Tetapi kali ini ia harus berdiri di dalam bis dengan berdesak-desakan dan tentunya kepanasan walaupun hari masih pagi. Ia mencoba menghemat uang dan menipiskan pengeluaran agar dapat bertahan hingga ia mendapatkan gaji pertamanya Sesampainya di halte dekat kantor perusahaan Morusci, Alya berlari dengan terengah-engah hingga kini ia sampai di depan lift karyawan "ahh sial... kenapa lift ini selalu penuh" gerutunya ia menoleh kearah lorong tepat pada lift yang membawanya ke lantai 18 kemarin, lalu ia pun menghampiri lift tersebut Dua lelaki berbadan besar dan kekar menghadanginya untuk memasuki lift "nona mau kemana?" "Aku ingin ke lantai 18 bisakah kalian minggir, hari ini aku terburu-buru" sembari berjalan ke kanan kiri dan mencoba memasuki lift namun terhalang oleh kedua lelaki tersebut "Maaf nona, tapi anda tidak boleh menggunakan lift ini, anda bisa menggunakan lift diujung sana" seraya menunjukkan lift yang penuh dengan semut itu, ahh bukan maksudnya orang yang berkerumun untuk menaikinya "Tolonglah... biarkan aku menggunakan lift ini, aku sudah terlambat. Memang apa salahnya aku menggunkan lift ini, bukankah lift ini berfungsi dengan baik... dan lagi pula tidak ada larangan yang tertulis disini" minta Alya pada dua lelaki tersebut "Ada larangan menggunakan lift ini, karena ini lift milikku" terdengar suara serak lelaki dari belakang Alya sontak membuatnya langsung memutar badan hingga bertatap langsung dengan pemilik suara tersebut "Tidak lihat kah diatas lift itu bertuliskan CEO" lanjutnya sembari menunjuk ke atas pintu lift Melihat tulisan yang ditunjukkan lelaki tersebut Alya terkejut hingga membulatkan mata seraya menganga. Alya seperti terkena serangan fajar hingga berdiri kaku, Kenapa ia tidak melihatnya kemarin. “Ahh sial... Kenapa aku tidak melihat tulisan itu kemarin ?” batin Alya yang kini mengernyit seraya menundukkan kepalanya Alya terus mengumpati dirinya sendiri karena ia baru tau bahwa lift yang ada didepannya ini di khusus kan untuk CEO dan bagaimana bisa ia menggunakannya kemarin. Alya berharap CEO itu tidak mengetahui bahwa kemarin ia mengunakan lift miliknya ini dan ia berharap tidak dipecat dihari pertama bekerja dan bahkan ia belum memulai pekerjaannya. Tentu karena ia juga sangat membutuhkan pekerjaan ini "Ma-maafkan saya tuan, sungguh saya tidak melihat tulisan itu" sedikit mendongak menatap wajah tampan lelaki dihadapannya. Alya mengernyit dan menggigit bibir bawahnya seketika menatap Lelaki dihadapannya tersebut menunjukkan tatapan ingin memangsanya. Tatapan mematikan tersebut membuat Alya semakin gemetar ketakutan dan mencoba menutupi dengan memainkan kedua tangannya -Al POV- “Oh sial kenapa gadis ini terlihat sangat menggoda, tingkahnya membuat ku ingin menyantap dirinya pagi ini” batin Al Tanpa berfikir panjang aku menarik tangan mungilnya seketika pintu lift ku terbuka "Maaf tuan, saya mmmm" belum selesai ia berbicara aku hentikan dengan ciuman ku padanya. Merasakan manis bibirnya membuat ku melumat bibirnya sangat dalam dan semakin dalam. Hingga membangunkan gairah ku pagi ini Aku mengunci tangannya ke belakang dan membuat tubuhnya yang meronta-ronta terdiam dalam dekapan ku. tidak hanya memainkan bibirnya saja tangan ku kini bermain pada buah dadanya yang menggempal terbalut oleh kain putih yang ia kenakan Aku mengulum bibir merah mengkilap nya semakin dalam namun ia menutup rapat bibirnya hingga mengharuskan ku mengigit bibir nya dan ia pun membuka mulutnya. Aku terus menjelajahi seluruh rongga mulutnya mengulum lidahnya saling bertukar saliva dengannya  Bibir nya yang terasa manis cherry didukung aroma tubuhnya wangi soft melati membuat ku semakin gencar, gadis ini benar benar membuat ku b*******h, apakah ia memang berniat untuk menjadi sarapan pagi ku? Aku hentikan aktivitas penjelajahan ku pada tubuhnya ketika lift berbunyi menunjukan lantai 35 Melangkahkan kaki ku keluar lift seraya menggendongnya seperti karung beras tanpa perduli rontaan dan teriakannya “wanita ini akan melayani ku pagi ini seperti sekertaris ku yang sudah-sudah” niat batinku pagi ini Melemparkan tubuh wanita ini pada sofa besar di dalam ruang kerja ku tanpa perdulikan sumpah serapan yang ia keluarkan, aku melanjutkan aktivitas yang tertunda di lift Tiba-tiba aksi ku terhenti ketika ia mengeluarkan air mata yang membuat ku merasa iba padanya -Author POV- "Ma-maaf tuan aku telah menggunakan lift mu... tapi sungguh karena aku tidak tau itu milikmu... kumohon jangan menyiksaku... ini hanya kesalahan kecil” seraya terisak-isak dalam tangisan Al meraih rokok dari meja didepanya. Menyalakan rokok tersebut dan menghisap dengan keras, sembari duduk pada sofa lainnya. ia menatap tajam Alya yang terduduk dengan kedua tangan merapat menutupi baju yang terbuka akibat ulah Al "Apakah dia sepolos itu? dia berpikir aku menyiksanya karena menggunakan lift ku, terdengar sangat kejam sekali aku" batin Al yang terus menatap Alya Alya masih terisak-isak dan menggigit bibir bawahnya menahan tangisan dan rasa takutnya yang masih terlihat jelas padanya. Al yang melihat tingkah Alya terlihat sangat menggoda yang membuat ia semakin b*******h untuk memakan tubuh Alya "Apakah ia memang sering melakukannya setiap waktu?" Bingung batin Al melihat tingkah Alya yang menggoda "Usap air mata mu.. benahi pakaian mu... kembalilah ke ruang kerja mu" perintah Al pada wanita didepannya Alya hanya menganggukkan kepala dan langsung pergi dari hadapan CEO nya Alya berlari menuju lift dengan cepat ia memasuki lift tersebut saat pintu telah terbuka. Ia menekan angka 18 dengan segera sesampainya di lantai tersebut ia berlari mencari toilet untuk membenahi dirinya “CEO bastard, aku membencimu. Aku tidak akan mau bertemu denganmu lagi. Bahkan melihat ujung rambutmu pun aku tidak akan pernah lagi.” Geram Alya didepan kaca toilet seraya membenahi dirinya. Setelah selesai membenahi dirinya, ia kebingungan mencari tas nya yang entah pergi kemana. “Sial... Tas ku... Tas ku pasti jatuh saat Boss Bastard itu menarikku ke lift tadi” gerutu Alya yang langsung pergi menuju lift karyawan menuju lantai satu menanyakan pada security penjaga lift milik CEO nya Dan beruntung tas tersebut masih di sana tentu ditemukan oleh dua security tersebut. "Aku tidak ingin berurusan lagi dengan CEO itu, aku akan bekerja dengan sangat hati-hati sehingga tidak perlu bertemu ia lagi, lagi pula pekerjaan ku tidak mengharuskan ku bertatap muka dengan nya" umpat Alya dalam lamunan yang telah berada di meja kerjanya "Hai, aku Amanda, siapa namamu? Kamu karyawan baru bukan?" Sapa Amanda pada Alya yang terlihat termenung "Ahh hai... Aku Alya.. iya aku baru hari ini masuk" sahut Alya "Eh, seperti nya semalam kamu susah tidur ya Alya, matamu terlihat bengkak, pasti karena merasa seperti mimpi bisa memasuki Morusci Corp" seraya menyenggol tubuh Alya yang sedang terduduk di kursi kerjanya "Ah iya" jawab ragu Alya" "Yang benar saja, mataku bengkak karena ulah CEO bastard itu, bahkan tidur ku semalam sangat nyenyak lebih nyenyak dari kerja ku pagi ini" umpat batin Alya "padahal aku sudah membayangkan memulai pekerjaan ku dengan sempurna. Namun sekarang benar-benar hanya menjadi bayangan" lanjutnya “ouh iya Alya semoga kedepannya kita bisa menjadi partner kerja yang baik yah” ucap Amanda yang dibalas senyum menyeringai dari Alya “Aku balik ke meja ku dulu ya.. selamat bekerja” sambung Amanda yang meninggalkan meja kerja Alya ---- Alya terlihat bergegas keluar kantor di saat jam menunjukkan pukul 4 sore, ia yang berhati-hati saat meninggalkan ruang kerjanya hingga keluar dari kantor tersebut. Ia tidak ingin melihat CEO bastard nya. Bahkan melihat ujung kuku nya saja Alya tidak membayangkan betapa takut dan gemetar tubuhnya.  Sesampainya di Apartemen Alya segera membersihkan diri dan langsung merebahkan tubuhnya diatas kasur queen miliknya Hingga jam menunjukkan pukul 11 malam, tapi Alya tidak bisa tidur nyenyak malam ini. ia berniat menghampiri club malam yang sering ia datangi, tapi kali ini ia tidak bisa karena harus menghemat uangnya Ia termenung mengulang kembali kehidupan masa lalunya dimana ayahnya meninggal akibat kecelakaan ketika ia masih duduk dibangku SMP dan ibunya harus meneruskan bisnis ayahnya di Sydney, ia ingin sekali ikut bersama ibunya namun ibunya melarang dan justru menitipkan Alya beserta kedua kakaknya pada nenek serta tante nya Pada saat Alya duduk dibangku SMA, kedua kakaknya menikah dan tinggal bersama suaminya di Bali sedangkan neneknya memilih tinggal bersama paman nya di kota Surabaya Saat memutuskan untuk meneruskan kuliah di Jakarta dan menyewa apartemen di tengah kota. Alya merasa sangat kesepian sehingga meluapkan kesepiannya dengan pergi ke club malam karena ia lebih menyukai itu daripada berkumpul dengan teman dan bergosip Alya menyukai kesendirian tapi ia tidak menyukai kesunyian. Ia takut dalam gelap maupun tanpa adanya suara Perlahan Alya mulai merasa ngantuk dan tanpa sadar ia mulai menutup matanya, setelah seharian ia menangis dan ketakutan pada akhirnya Alya harus melupakan ketakutannya.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD