02 - Tidak Sabaran

1162 Words
Sesampainya di hotel, Rafa langsung menarik tangan Cindy agar mempercepat langkahnya menuju kamar mereka. Tentu saja Rafa memesan satu kamar VIP dengan segala fasilitas lengkap didalam sana. Kini keduanya sedang berada didalam lift. Rafa langsung menyambar bibir Cindy dengan rakusnya, tentu saja Cindy menikmati sekaligus membalas ciuman panas dari Rafa. Keduanya seperti sedang dimabuk asmara. Rafa terus saja mencium bibir Cindy lalu turun keleher Cindy. Dia meninggalkan bekas kemerahan disana. Begitu pintu lift terbuka, keduanya tidak menghentikan kegiatan mereka itu. Cindy malah mengalungkan tangannya dileher Rafa untuk mempererat ciuman mereka. Sesampainya didepan pintu kamar hotel mereka, Rafa secara tidak sabaran membuka pintu kamarnya, akan tetapi tidak bisa terbuka. "Buka sayang..." Pinta Rafa sambil memberikan kuncinya. Cindy membuka pintunya dengan perlahan. Lalu Cindy masuk diikuti oleh Rafa. Cindy menarik Rafa lalu mendorong tubuh Rafa hingga terjatuh diatas ranjang dan Cindy berada diatas Rafa. Dengan mudahnya Rafa membalikkan posisi, kini Cindy yang berada dibawah Rafa. Senyuman nakal Rafa sudah melengkung dibibirnya. Dia benar - benar sudah tidak bisa menahan diri lagi untuk mencicipi dan bercinta dengan Cindy. Rafa mulai membuka pakaian Cindy, Cindy terus saja memejamakn kedua matanya sambil menggigit bibir wajahnya. "Kamu sangat seksi dan menggoda sayang." Bisik Rafa yang kini mulai menggila melihat keindahan tubuh Cindy. Rafa mulai melanjutkan permainannya, dia menahan kedua tangan Cindy diatas kepala Cindy. Rafa mulai mencium kening, pipi, hidung, telinga dan berakhir dibibir Cindy. Rafa melakukannya dengan perlahan. Dia ingin menikmati permainannya dengan perlahan. Tangan kanan Rafa tentu saja tidak bisa diam, dia terus saja meremas remas dua gundukan yang cukup besar itu secara bergantian. Tubuh seksi Cindy terus saja menggeliat dengan hebatnya. Cindy benar - benar bisa merasakan sensasi yang luar biasa. Dia tak kuasa lagi untuk terus saja mendesah, "Ehmmm.....Rafa..."  "Ehmmm...." Rafa tersenyum menyeringai menatap wajah Cindy yang sudah tidak bisa bersabar lagi untuk segera dia masuki. "Kenapa sayang? Panggil namaku terus dengan suara seksimu itu..." Pinta Rafa. "Ehmmm...ehm.....akh!" Rafa terus saja menciumi leher lalu turun kebawah menuju dada Cidny yang kini sudah menegang. Rafa memilin salah satunya lalu langsung mencium, menjilati,mengecut hingga menggigitnya. Tubuh Cindy terus saja menggeliat dengan hebatnya, Cindy sudah tak kuasa lagi, dia ingin segera Rafa segera memasukinya.  Rafa memegang daerah sensitif Cindy yang kini sudah sangat basah, lagi - lagi Rafa tersenyum puas. Ciuman Rafa turun hingga kebawah. Dia berhenti sebentar lalu memasukkan kedua jarinya kelubang Cindy. Tentu saja membuat CIndy mendesah kenikmatan. Rafa terus saja mengocok masuk jarinya. "Ehmmm...akh...." Cindy benar - benar sudah tak sabaran lagi untuk dimasuki oleh Rafa akan tetapi Rafa masih ingin bermain terus. Lalu Cindy menarik tubuh Rafa hingga kini posisi keduanya sudah berbalik. "Kamu nakal!" Ucap Rafa. Cindy langsung membuka pakaian Rafa, kemudian Cindy mencium bibir Rafa dengan rakusnya lalu bermain sebentar disana, ciumannya sudah turun terus hingga kebawah. Bagian bawah Rafa sudah berdiri tegak. Cindy langsung membuka celana Rafa lalu memainkan tangannya dijunior Rafa membuat diri Rafa merasakan sensasi yang luar biasa. Cindy mulai mengulum dan menenggelamkan wajahnya di junior Rafa, tentu saja membuat Rafa mendesah kenikmatan. Cindy terus saja mengocok junior Rafa. Kini Rafa sudah tidak bisa menahan diri lagi, Rafa langsung menarik Cindy lalu dengan cepat langsung memasukkan juniornya didalam Cindy. Rafa terus melakukan hentakan demi hentakan. Cindy terus saja mendesah dengan suaranya yang terdengar seksi. Rafa membungkam bibir Cindy dengan ciuman yang dia berikan. Keduanya terus saja melakukannya hingga beberapa ronde sampai keduanya benar - benar lelah dan tumbang. Kini tubuh telanjang keduanya hanya beralaskan selimut tebal saja, keringat keduanya terus saja bercucuran padahal kamar hotel ini sangat dingin. Rafa mengecup kening Cindy, "Thanks sayang...kamu benar - benar memuaskan aku malam ini." Ucap Rafa. "Hmmm...kamu nakal!" Lalu Cindy memeluk Rafa dengan eratnya. Keduanya memejamkan mata hingga jatuh tertidur. Keesokan harinya.... Seakan masih sangat capek dan mengantuk membuat Rafa dan Cindy enggan untuk bangkit. Tapi ponsel Rafa terus saja berdering membuat dirinya benar - benar merasa frustasi karena teerganggu dengan deringan ponselnya sendiri. Rafa mencari ponselnya dengan mata yang masih tertutup, dia langsung menjawab panggilan teleponnya tanpa melihat nama si penelepon. "Halo..." "Sayang...kamu dimana?" Rafa segera melihat nama yang meneleponnya. "Kenapa?" Ucap Rafa datar. "Aku kangen sama kamu..." "Oh iya? Tapi sayangnya aku enggak kangen sama kamu. Kita putus! Tapi kamu tenang saja aku sudah menyediakan hadiah untuk kamu! Jangan pernah hubungi aku lagi." Ketus Rafa lalu langsung mengakhiri panggilannya begitu saja. Cindy merasa sangat terganggu dengan suara berisik dari Rafa, "Siapa Sayang?" Tanya Cindy. "Mantan aku sayang...dia masih gangguin aku." Jawab Rafa. "Kamu masih cinta sama mantan kamu?" Tanya Cindy. "Lebih tepatnya dia yang cinta sama aku sayang...aku sudah tidak menginginkan dia lagi. Kan sekarang ada kamu." Ucap Rafa sambil mencium bibir Cindy. "Dasar gombal!" "Aku serius....Cin aku pengen lagi...boleh ya?" Rafa memohon kepad Cindy. Sekujur tubuh Cindy masih merasa sakit dengan perbuatan Rafa tadi malam, kini Rafa sudah bergairah lagi. Cidny benar - benar snagat salut dengan Rafa. "Sayang....aku masih ngantuk." Ucap Cindy. "Ayolah sayang....aku janji hanya akan melakukannya satu ronde saja...yaa ya?" Rafa terus saja merayu Cindy. Cindy sempat berpikir beberapa saat sebelum akhirnya menyetujui keinginan Rafa. Rafa langsung berada diatas Cindy, lalu ketika Rafa ingin mencium bibir Cindy, secara cepat Cindy langusng menutup mulutnya. "Sabar sayang...gimana kalau kita melakukannya didalam kamar mandi." Ucap Cindy dengan manjanya. "Dengan senang hati..." Rafa langsung mengendong tubuh telanjang Cindy. Keduanya kembali menyatukan diri lagi didalam kamar mandi. Cindy terus saja mendesah kenikmatan didalam sana. Rafa tidak menepati janjinya yang bilang akan melakukan satu ronde saja. Dia terus saja melakukannya hingga keduanya entah sudah berapa kali mencapai pelepasan. "Ehmm...akh...Rafa....kamu luar biasa sayang!" Puji Cindy. "Nikmat bukan? Kamu menginginkannya lagi sayang?" Goda Rafa yang kini terus saja menggoyangkan pinggulnya. "Cukup...Fa...aku sudah tidak kuat lagi."  "Bisa kita berhenti sayang?" Ucap Cindy. "Baiklah sayang..." Rafa menghentikan hentakannya lalu mencium bibir Cindy sekilas. "Kamu sangat seksi sayang....aku benar - benar tidak bisa menahan diri." Bisik Rafa. "Dasar gombal!" Cindy langsung mendorong tubuh Rafa.  Kini keduanya dengan cepat membersihkan diri masing - masing lalu segera keluar dari dalam kamar mandi.  Rafa mengendong tubuh Cindy yang hanya mengenakan jubah mandi saja. "Sweet sekali sih kamu sayang." Ucap Cindy sambil membelai wajah Rafa. "Aku begini hanya dengan kamu sayang...." Kemudian Rafa menurunkan Cindy diatas ranjang. Rafa membantu Cindy untuk mengenakan pakaiannya kembali. Dia benar - benar menyukai tubuh seksi Cindy yang dapat memanjakan matanya. "Aku antar kamu pulang ya...rumah kamu dimana?" Tanya Rafa yang lagi memakai pakaiannya. Cindy mendekat lalu memeluk Rafa dari belakang, "Aku anak kost sayang...apa kamu tidak ingin membawa aku tinggal bersama denganmu?" Rafa langsung membalikkan tubuhnya, "Apa kamu serius sayang?" Tanya Rafa. "Tentu saja...aku ingin melihat kamu setiap saat." Jawab Cindy sambil mengalungkan tangannya dileher Rafa. "Dengan senang hati...mulai hari ini aku akan memberikan kamu apartemen. " Ucap Rafa sambil tersenyum nakal. "Apartemen? Kamu tinggal disana juga kan?" "Tidak sayang...tapi aku akan mengunjungi kamu disana...." "Tapi sayang..." "Sssst......jangan buat aku berubah pikiran sayang!" Ucap Rafa sambil menutup mulut Cindy. "Baiklah sayang... tapi dengan syarat kamu harus sering berkunjung ya?" "Hmm..itu tergantung penampilan kamu..." Ujar Rafa sambil menatap tubuh Cindy dengan sangat intensnya. "Ih sayang..." Rengek Cindy dengan wajah cemberut. Lalu Rafa memeluk Cindy dengan sangat erat. Anggapan Rafa mengenai seorang wanita itu memang belum pernah berubah sampai saat ini. Dia selalu beranggapan semua wanita itu sama saja, hanya ingin dimanjakan, disanjung, dirayu, dibelikan barang - barang braded pasti akan senang. Rafa belum pernah melakukan sebuah perjuangan untuk mendapatkan hati seorang wanita,. Wanita itu adalah makhluk gampangan bagi seorang Rafa.  
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD