03 - Kesempatan Dalam Kesempitan

1091 Words
Dua Minggu kemudian... Rafa memang suka membuat acara pesta - pesta lalu mengundang semua kalangan. Dari rekan bisnis, kerabat, teman - teman, artis maupun kalangan konglemerat seperti dirinya. Tentu saja Rafa juga mengikut sertakan Cindy dalam acara pesta yang diadakannya ini. Rafa memang selalu memanjakan wanitanya, kini Cindy berikan semua fasilitas oleh Rafa, mulai dari ATM, kartu kerdit, mobil, apartemen dan lainnya. Cindy selalu tau cara untuk mendapatkan perhatian dari Rafa. Dia terlalu pintar untuk memanjakan Rafa terlebih lagi diatas ranjang. Rafa selalu merasa puas dengan service yang diberikan oleh Cindy. Cindy bagaikan perangko bagi Rafa, kemanapun dia pergi Cindy akan selalu memaksa untuk selalu ikut. Dengan terpaksa Rafa selalu mengizinkan Cindy untuk ikut bergabung dan pergi kemanapun itu.  "Lo tumben langgeng sama sama dia? Apa service dia terlalu memuaskan Bro?" Goda Arga yang merupakan teman satu geng Rafa. Rafa hanya tersenyum simpul menanggapi ucapan Arga, "Selagi belum ada mangsa yang baru lagi Bro..." Balas Rafa. "Dasar brengsek lo! Tapi ntar kalau lo udah bosan sama dia boleh kali kasih sama gue...gue juga mau nyobain." Bisik Arga lagi. "Lo mau bekas gue?" Ucap Rafa sambil terkekeh. Cindy yang sedang mengambil minuman lalu kembali lagi diantara para lelaki tampan nan tajir itu, "Pada bahas apaan sih? Seru banget?" Ujar Cindy dengan suara seksinya. Arga dan Rafa saling berpandang - pandangan saja, "Gak ada sayang...dia terlalu rese aja!" Ujar Rafa lalu memeluk pinggul ramping nan seksi dari Cindy. "Oh gitu...kamu mau minum?" Cindy menawari Rafa dengan minuman yang ada ditangannya. Rafa menggeleng dengan cepat, "Kamu saja sayang...kan aku nanti mau nyetir." Tolak Rafa secara halus. "Baiklah..." Lalu Cindy meneguk habis satu gelas yang berisikan alkohol itu. "Sebentar sayang...aku kesana dulu rekan bisnisku baru datang! Kamu silahkan menikmati pestanya ya." Ujar Rafa lalu segera pergi meninggalkan Cindy dengan Arga. Sepeninggalan Rafa, Cindy tersenyum menatap Arga lalu segera duduk dikursi yang terletak disekitar taman nan luas itu. Arga mengikutinya. "Kamu sudah berapa lama temanan sama Rafa?" Tanya Cindy membuka obrolan. "Sudah dari kecil sih, Papa dan Mama kita temanan dan kebetulan rumah kita dekat juga dulu. Emangnya kenapa? Kamu pasti pengen tau tentang Rafa ya?" Tebak Arga yang langsung mendapatkan anggukan kepala dari Cindy. "Dia itu pria seperti apa sih?" Tanya Cindy lagi. "Hmm...pria baik tapi nakal." Jawab Arga dan seketika Cindy langsung tertawa mendengarkannya. "Kok kamu ketawa? Padahal aku merasa sedang tidak melucu lho?" Ujarnya lagi sambil mengerlitkan sebelah alisnya. "Gapapa...aku suka kok dengan kenakalan Rafa." Balas Cindy sambil berusaha untuk menghentikan tawanya. "Oh iya? Bagus dong kalau begitu..."  Sementara dikejauhan sana Cindy sedang tidak memperhatikan apa yang sedang dilakukan oleh Rafa, ternyata Rafa bertemu dengan seorang wanita yang sangat menarik perhatiannya. Pertemuan keduanya tepat didepan toilet. Keduanya hampir saja terjatuh kalau tidak dengan sigap tubuh Rafa menahan tubuh wanita itu. Keduanya saling menatap dan saling tertarik satu sama lain, "Kenalkan...aku Rafa..." Rafa memperkenalkan dirinya kepada sosok wanita yang ada dihadapannya. "Stella..." Balas Stella dengan senyuman menggodanya. "Kamu sendiri saja?" Tanya Rafa. "Iya, emangnya kenapa ya?" Ujar Stella. "Hmm...sama aku juga, mau aku temenin gak?" Rafa mulai melancarkan aksinya. "Hmm...benaran? Nanti ada yang marah? Bukannya kamu sudah punya kekasih ya?" Tanya Stella yang merupakan salah satu tamu undangan di pesta yang diadakan oleh Rafa. 'Shit!' Batinnya. "Maksud kamu yang tadi? Itu sepupu aku...kami memang terlalu dekat sampai - sampai semua orang mengira kalau kami merupakan pasangan. Apa terlihat sangat serasi ya?" Ujar Rafa. "Oh iya? Berarti aku salah paham dong..." "Jadi gimana? Mau gak keluar bareng aku? Kebetulan aku bosan berada didalam sana..." Rafa terus menerus membujuk Stella untuk pergi bersama dengannya. "Hmm...boleh deh!" Jawab Stella. Senyuman manis langsung saja muncul di wajah tampan Rafa, Rafa langsung menggenggam jemari tangan Stella. Bahkan Stella tidak menolaknya sama sekali. Keduanya pergi dari acara pesta itu secepat mungkin. Tidak lupa juga Rafa mengirimkan pesan kepada Arga untuk mengantar Cindy pulang karena dirinya masih mempunyai urusan dengan wanita lain. Setelah membaca pesan dari Rafa, Arga mengerti kalau saat ini temannya itu pasti sudah mendapatkan target baru. Dia merasa ini merupakan kesempatan baik untuk dirinya bisa dekat dengan Cindy. Arga tersenyum menyeringai. "Kenapa kok kamu senyum - senyum sendiri? Chat dari pacar ya?" Goda Cindy. "Gak kok...dari teman. Kamu haus gak? Aku ambilin cemilan sama minuman ya?" Arga menawari Cindy. "Boleh juga..." Ucap Cindy sambil tersenyum. Arga bangkit dari duduknya lalu segera pergi mengambilkan beberapa makanan ringan dan juga minuman. Dia sudah kembali dengan tangan yang penuh dengan makanan dan minuman. "Ini untuk kamu..." "Terimakasih Arga...kamu baik banget!" Ujar Cindy. "Tidak perlu sungkan ya...ayo di nikmati..." Ujar Arga sambil menjulurkan segelas alkohol. "Cheers!" Ucap Cindy dengan melakukan hal yang sama dengan yang dilakukan oleh Arga. Keduanya berbincang - bincang sambil sesekali bercanda, tidak terasa kini sudah tengah malam dan pesta ini masih belum berakhir juga. Cindy yang sudah mabuk berat tidak menyadari lagi kalau saat ini dirinya sudah tidak sadarkan diri. Arga dengan cepat membawa pulang Cindy dengan mobilnya.  Rafa sudah memberitahukan alamat lengkap apartemen Cindy. Tidak membutuhkan waktu lama lagi kini keduanya sudah sampai ditempat tujuan. Arga mengendong Cindy. Lalu dengan langkah cepat langsung masuk ke dalam lift menuju ke apartemen Cindy. Cindy yang sudah mengalungkan kedua tangannya dengan manja kepada Arga tidak menyadari kalau itu bukan Rafa. Dia terus saja tersenyum sambil sesekali mencium pipi Arga. Kini pipi Arga sudah merona karenanya. Arga sudah tidak bisa menahan diri lagi untuk segera mencicipi kekasih temannya itu. Akhirnya keduanya sudah sampai di apartemen Cindy, dengan cepat Arga menutup pintu apartemen Cindy. "Sayang..." Cindy langsung memeluk Arga. "Kamu terlalu seksi Cin..." Bisik Arga tepat ditelinga Cindy. Cindy terseyum nakal lalu segera menarik Arga menuju pintu kamarnya, Arga mencium bibir Cindy dengan sangat rakus, keduanya saling bertukar saliva masing masing. Tangan nakal Cindy membuka kemeja yang dipakai oleh Arga, begitu pun juga Arga yang sudah sangat bernafsu dengan cepatnya menuntun Cindy untuk segera masuk kedalam kamarnya. "Ehmmm....akh!" Desak Cindy terus menerus membuat Arga semakin menggila dan bergairah. Kini keduanya sudah tidak menggunakan sehelai benangpun juga, pakaian keduanya dibiarkan saja berserakan dilantai, keduanya saat ini sedang bercumbu satu sama lain. Entah sudah berapa kali keduanya mencapai klimaks tapi Arga masih belum puas untuk melakukannya. Dia terus saja memainkan juniornya dilubang Cindy yang snagat sempit. "Kamu terlalu nikmat sayang..." Ucap Arga dengan senyuman menyeringainya. Tangannya terus saja meremas - remas dua gunung kembar milik Cindy. "Kamu selalu bisa memuaskan aku Rafa...Ehmm...akh..." Desah Cindy terus menerus. Arga semakin menggila karena Cindy malah menyebutkan nama pria lain bukannya dirinya, dia terus saja menyiksa Cindy tanpa memberikannya ampun sama sekali.  Sudah 3 jam lebih keduanya saling bercumbu hingga akhirnya tubuh Cindy sudah lemas tak berdaya, dia terlalu lelah dan capek untuk mengikuti permainan Arga. Kini keduanya berbaring dengan saling berpelukan tanpa mengenakan pakaian mereka sama sekali.  "Thanks Cin...!" Ucap Arga lalu mengecup kening Cindy. Keduanya saling mengatur nafas mereka yang masih terengah - engah dengan keringat yang masih bercucuran ditubuh polos keduanya. Kemudian keduanya memejamkan mata lalu tertidur dengan sangat lelapnya.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD