1. Hi, Australia...

431 Words
- Melbourne, Australia - Sebuah pancaran sinar matahari menembus masuk secara paksa ke dalam kamar bernuansa merah muda dengan berbagai pernak-pernik bunga matahari di sekelilingnya. Kamar yang terlihat sangat manis untuk seorang gadis yang sebentar lagi akan berumur 22 tahun, yap! Dia adalah Alleysa Siel Haston. Alleysa membuka matanya secara paksa karena sinar matahari yang sangat mengganggunya. Beberapa kali terdengar suara alarm dari ponselnya yang terletak di atas nakas. Merasa terganggu dengan sinar matahari, Alleysa beranjak dari tempat tidurnya dan berjalan menutup jendela agar ia dapat melanjutkan tidurnya. Yeah! Ini adalah hari minggu dimana semua orang pasti akan bermalas-malasan. Belum juga Alleysa menjatuhkan tubuhnya kembali ke atas ranjangnya, seseorang masuk tanpa mengetuk pintu dan memeluknya dengan sangat erat. "ALLEEEE!!!!" sebuah teriakkan yang hampir saja membuat gendang telinga Alleysa pecah. Alleysa menoleh dan mendapati sebuah wajah yang terlihat samar karena matanya yang masih saja sulit terbuka. Perlahan-lahan wajah seorang wanita yang berada tepat di hadapan Alleysa mulai terlihat jelas. Wanita itu tersenyum memperlihatkan gigi gingsul dengan mata yang menyipit. "Carla? Apa itu kau?" Alleysa melihat dengan jelas bahwa wanita yang berada di hadapannya dengan senyuman ceria adalah sahabatnya Carla yang sudah lama merindukan dia sejak kepindahannya di Australia. "ALLEEEE!!!!!" Carla kembali berteriak membuat mata Alleysa melebar. "Kenapa kau sangat berisik, Carl? Kau menggangu tidurku! Aku capek, baru sampai 3 jam yang lalu!" Alleysa kembali menjatuhkan dirinya di atas ranjangnya. "Tidur 3 jam sudah cukup, Al. Ayo bangun! Now!!!" Carla membangunkan Alleysa membuat alis Alleysa mengkerut. Carla membangunkan Alleysa secara paksa. "Apa kau tidak merindukanku, Al? Okay, Aku pulang!" Carla berpura-pura kesal kepada Alleysa, karena dia sudah tahu kalau Allesya pasti akan menahannya. Dan yeah! Alleysa menegakkan tubuhnya yang diterpa kantuk yang luar biasa lalu membuka kembali matanya dengan mengulas senyuman di bibirnya. "Sini peluk dulu!" Alleysa beranjak dari ranjangnya dan memeluk Carla dari belakang yang sudah mencapai gagang pintu kamar Alleysa untuk pergi. "Siapa yang memberitahumu kalau aku sudah ada di Australia?" Ucap Alleysa seraya melepas pelukannya ke Carla. "Vaaro" Carla tersenyum. Alleysa mengulas senyum dan sudah mengetahui pasti semua ini ulah kakaknya Alvaaro Siel Haston . Carla kembali berjalan menuju ranjang Alleysa dan mengambil boneka beruang yang terletak di pojok kanan ranjang Alleysa. "Ohya, Al besok kata Ayahmu kau sudah bisa melanjutkan kuliahmu di kampusku" "Yaaahh.. Kenapa cepat sekali?" Alleysa memutar bola matanya dan cemberut. "Aku baru saja tiba, dan besok sudah masuk kuliah lagi" "Ayolah, Al. Aku akan mengenalkanmu dengan teman-temanku besok" Ucap Carla tersenyum bersemangat kepada Alleysa yang sibuk memainkan ponselnya. "Besok kau menjemputku, kan?" Tanya Alleysa yang masih bingung dengan jalan di Australia. "Tentu baby" Balas Carla. *****
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD