2. Meet Crazy Man

1541 Words
- Dendelion University, Melbourne, Australia - Alleysa dan Carla berjalan dengan santai di koridor kampus, dengan hembusan angin yang menusuk tulang karena sebentar lagi musim berganti menjadi musim dingin. Koridor tampak ramai dipenuhi mahasiswa yang sedang menjalankan aktivitas mereka. "Dimana kelasnya?" Tanya Alleysa bingung melihat Carla yang seperti sedang mencari seseorang tapi tak dijawab oleh Carla.  "Carl? Carl?" beberapa kali Alleysa memanggil Carla tapi tetap di acuhkan. "Carlaaa!" Ucap dengan nada yang sedikit tinggi membuat Carla menyadari panggilan Alleysa. "Yeah? Ada apa Al?" "Kau ini mau membawaku kemana? Bukannya kau mau membawaku ke kelas? Kenapa ini sudah sepi? Dimana ini?" Beberapa pertanyaan terlontar dari bibir Alleysa yang membuatnya bingung ke Carla. "Ohya, Aku baru ingat Al. Aku harus memberikan ini kepada temanku" Ucap Carla memperlihatkan sebuah hardisk di tangannya. Alleysa melihat di sekelilingnya dan tidak nampak seseorang. Hanya coretan-coretan yang memenuhi dinding kampusnya, dengan sekumpulan sarang laba-laba yang berada di setiap pojok gedung ini. "Lalu dimana temanmu? Kenapa ini sangat sepi, Carl?" Carla menunjuk salah satu gedung yang berada di hadapan Alleysa. Gedung yang terlihat usang, dengan di penuhi ranting-ranting pohon di setiap sisinya. "Kau serius dia ada disana?" Carla mengacuhkan pertanyaan Alleysa dan terus melangkahkan kakinya menuju gedung itu. "Carl, apa kita kembali saja? Kenapa tidak kau hubungi saja temanmu dan dia yang mengambilnya sendiri" Carla lagi-lagi mengacuhkan Alleysa membuat Alleysa menatap punggung carla dengan sinis. Suara tertawa seorang pria mulai mengusik pendengaran Alleysa. Carla meraih gagang pintu itu dan membukanya. Betapa kagetnya Alleysa saat melihat segerombolan pria yang sedang asyik menertawakan seorang pria lainnya dan sesekali memukul bagian perut pria itu. Sebuah tempat yang sangat pengap di tambah dengan kumpulan asap rokok yang memenuhi tempat itu. "Tempat apa ini, Carl? Lalu apa yang mereka semua lakukan? Dan itu pria itu? Ada apa dengan dia?" Alleysa kembali melontarkan beberapa pertanyaan yang sama sekali tidak di gubris oleh Carla. Carla melangkah maju di ikuti Alleysa tepat dibelakangnya, begitupun dengan salah satu pria yang memakain kaos hitam polos dengan jaket kulit senada yang melekat di tubuhnya. "Halo sayang, kau sudah datang" Pria itu memeluk Carla dan mengecup bibirnya. Alleysa semakin bingung melihat Carla, yang sangat berbeda dari 3 tahun lalu sejak pertemuan terakhir mereka. Alleysa merasa sesak di dadanya karena asap rokoknya yang memenuhi tempat ini membuat pernapasannya terganggu. Suara batuk Alleysa membuat Carla menoleh begitupun dengan Hito yang menatap tajam ke arah Alleysa. Hito berjalan kearah Alleysa dengan Carla yang masih berdiri bagaikan patung. "Waaahh... Apa kau punya teman baru sayang?" Hito menatap Alleysa sangat dalam membuat Alleysa memalingkan wajahnya dan berjalan kearah Carla. Saat ingin meraih lengan Carla, suara kesakitan dari seorang pria membuat mata Alleysa membesar. Dengan secara langsung Alleysa melihat seorang pria dengan tubuh yang besar dan jangkung memukul wajah pria kecil yang sedang berdiri tegak di hadapannya. "Hei, Kau! Kenapa kau memukulnya?" Merasa kebingungaan Alleysa melontarkan pertanyaan kepada pria jangkung yang sedang memunggunginya. Carla secepat kilat menarik lengan Alleysa dan menyuruhnya untuk diam bersamaan dengan pria yang tadi Alleysa tegur menoleh kearahnya. Tatapan tajam dari pria itu tapi terlihat samar oleh Alleysa karena Alleysa tidak memakai kacamata minus nya. "Siapa kau?!!!" Pria itu memberi pertanyaan untuk Alleysa tapi menatap kearah Carla. Carla sedikit memucat . "Ehm.. Sorry. Dia temanku, tolong maafkan dia" . Merasa semakin aneh, Alleysa menatap Carla yang ketakutan. Dan tanpa ia sangka, lengan seorang pria menggantung di bahunya membuat Alleysa menoleh dan menepis lengan Hito. "Carla kenapa kau bisa kenal sama para pria seperti ini?" Alleysa menatap jijik secara bergantian kepada Hito dan Zayn. Zayn yang awalnya ingin mengabaikan Alleysa tiba-tiba merasa terganggu dengan ucapan Alleysa ditambah tatapan Alleysa yang membuat rahang Zayn mengeras. Carla membisik "Al, kumohon diamlah!" Zayn melangkah menuju Carla dan Alleysa dengan sepuntung rokok di tangan kanannya. Alleysa mencium aroma rokok yang begitu tajam menghampirinya. "Kau?! Berhenti disitu! Kau sangat bau rokok!" Tapi Zayn malah mengacuhkan perkataan Alleysa dan tetap melangkahkan kaki jenjangnya. Zayn kembali mengisap rokoknya dan melemparkan asapnya tepat di wajah Alleysa. "Uhuukk... Uhuuukkk" Alleysa menatap kesal kearah Zayn yang mengulas senyum di bibir tipisnya. Tanpa Zayn sadari, Alleysa menampar pipinya yang membuat Carla, Hito dan 5 orang pria lainnya tercengang. "ALLEEEE!!!" Carla tidak menyangka kalau Alleysa akan menampar Zayn. Mata biru Zayn membesar dengan rahang yang begitu keras. Di cengkramkan lengan Alleysa sehingga Alleysa meringis kesakitan. "Tolong Zayn, jangan sakiti dia" Carla memohon membuat Alleysa sedih sekaligus bercampur marah. "LEPASKAN!" Sekuat tenaga Alleysa ingin melepaskan diri dari cengkraman Zayn tapi ia tidak berhasil. Zayn menatap Hito. "Hito, bungkam mulut kekasihmu itu" Ucapan Zayn membuat Alleysa menyipitkan kedua matanya dan menatap Carla. Hito meraih lengan Carla dan menjauhkannya dari Zayn. Zayn membuang rokoknya dan menginjaknya hingga hancur. Lalu menatap mata hazel milik Alleysa. Zayn semakin kuat mencengkram lengan Alleysa membuat Alleysa meringis kesakitan dan berusaha menahan air matanya. Mata hazel Alleysa, seketika menciut menatap wajah sangar Zayn yang terlihat sangat keras. "Kenapa? Apa kau merasa sakit? Kau ingin menangis?!" Zayn masih tidak ingin melepas Alleysa meskipun lengan Alleysa sudah memerah di tengah kulit putihnya yang mulus. Carla yang sudah kenal hampir 10 tahun dengan Alleysa, bisa melihat rasa ketakutan di dalam diri Alleysa saat ini. "Zayn, kumohon. Lepaskan dia. Dia tidak tahu apa-apa. Kumohon". Alleysa menunduk dan meringis kesakitan hingga air matanya jatuh. Zayn menarik dagu Alleysa dan menatap matanya yang saat ini sudah basah karena air matanya. "Zayn, kumohon. Aku akan melakukan apapun yang kau minta. Tapi tolong lepaskan Alle" Carla menangis dan sesekali menoleh ke Hito tapi tidak dihiraukan olehnya. Zayn mengendorkan cengkramannya, dan bisa terlihat bekas tangan yang menempel di lengan Alleysa yang memerah. Zayn tertawa mendengar perkataan Carla. "Okay! Aku sangat suka jika seseorang berkata seperti itu. Karena, itu sama saja kalau kau sudah menyerahkan hidupmu". Zayn menimbang perkataan Carla, berfikir apa yang harus ia lakukan untuk memberi pelajaran kepada kedua gadis ini. "Ehm.. Aku ingin kau telanjang disini!" Alleysa terkejut dan mengepal kedua tangannya. Sangat marah! Alleysa sangat marah melihat perlakuan Zayn kepada sahabatnya. Alleysa mengumpulkan keberaniannya untuk membuka mulutnya kembali. "Kau gila, ya!" Carla dan Hito shock mendengar permintaan Zayn. "DIAM KAU!" Suara lantang Zayn membuat Alleysa bergetar. Alleysa tidak bisa menyalahkan Carla yang sudah membawanya ke tempat hina ini karena Carla lah yang menyelamatkan Alleysa dari cengkram mematikan Zayn. "Apa kau serius, Zayn?" Hito masih tidak percaya dengan perkataan Zayn. Zayn tertawa sinis menatap Hito. "Bukannya kau sudah pernah melihat tubuhnya? Biarkan Aku juga melihatnya, Hito!" Hito terlihat marah dan tersinggung mendengar perkataan Zayn. Hito memang terlihat bajingan dengan penampilannya seperti itu seolah dia hanya memanfaatkan Carla. Tapi, tetap saja Hito tidak bisa memungkiri kalau dia juga menyayangi Carla yang sudah ia jadikan budak 2 tahun ini. Carla menatap Hito. Tapi, Hito tidak bisa berbuat apa-apa karena ini adalah perintah Zayn, seorang anak dari mantan Mafia yang telah ditinggalkan Ayahnya. Dan saat ini ia tinggal bersama neneknya di sebuah mansion terbesar di Australia. Alleysa menatap Carla yang saat ini sudah siap melucuti pakaiannya dengan tatapan melecehkan oleh Zayn. "CUKUP! HENTIKAN CARLA! JIKA KAU MEMBUKA PAKAIANMU. AKAN AKU PASTIKAN AKU TIDAK AKAN MENGENALMU LAGI!" Teriakkan Allesya membuat Zayn frustasi karena sedikit lagi dia bisa melihat tubuh indah Carla. Allesya kembali mengumpulkan keberaniannya dan menatap tajam menusuk mata biru Zayn. "Kau!! Apa maumu?!" Zayn kembali menatap Alleysa dan mendekatkan wajahnya ke wajah Alleysa. Aroma maskulin dari Zayn dihirup oleh Alleysa. "Kenapa? Kau ingin menggantikan sahabatmu?" Zayn terkekeh menatap Alleysa secara bergantian ke Carla. Alleysa menghirup napasnya yang panjang dan dengan lantang iya meng-iyakan ucapan Zayn. "YA!" Carla semakin tidak bisa membendung air matanya, melihat Alleysa yang sebegitu membelanya. "Maafkan Aku, Al. Seharusnya, Aku tidak mengajakmu kesini" Alleysa menarap Carla dengan mengulas sedikit senyum di bibir tipisnya yang saat ini di balut lipstik berwarna merah muda.  Alleysa mulai melepaskan jaket jeans berwarna pink miliknya. Memperlihatkan baju kaos yang saat ini ia kenakan yang terlihat sangat membentuk tubuh mungilnya. Zayn sangat bersemangat melihatnya. Yeah! Karena Alleysa sangat cantik, menambah kepuasan Zayn. "Tanggalkan semuanya!" Alleysa menatapnya dengan sinis dan tajam, sebuah tatapan yang menusuk. Alleysa membuka kancing celana jeansnya dan menurunkannya membuat paha mulus Alleysa terekspos. Semua mata memandanginya tanpa berkedip begitupun dengan Zayn yang kagum melihat tubuh Alleysa. Carla semakin menangis melihat Alleysa yang di lecehkan karena ulahnya. Disaat bersamaan, saat Alleysa ingin membuka kaos berwarna putihnya ponsel Zayn berdering hingga Zayn meminta Alleysa menghentikan aksinya. "....." "WTF?!!!" Okay, Aku pergi sekarang!" Zayn mengambil jaketnya yang menempel di kursi pojok tempat berdebu ini. "Ehm, Kau! Kau bisa lolos hari ini. Tapi, ingat! Suatu saat Aku akan menagihnya kembali" Zayn mengatakan hal itu lalu berlari meninggalkan semua orang yang berada di tempat itu. Alleysa menghirup napas lega meskipun setengah dirinya sudah telanjang. "Kau! Apa yang Kau lihat?! Cepat keluar, brengsek!" Teriakkan Hito membuyarkan imajinasi 5 pria yang sejak tadi menatap tubuh seksi Alleysa. Alleysa menatap sinis kearah Hito, bukan merasa berterima kasih tapi Alleysa tidak ingin kalau Carla dekat dengannya. Carla memeluk Alleysa dan membantu Alleysa memasang kembali pakaiannya. "Kenapa kau tidak bisa menghentikan dia?" Alleysa melontarkan pertanyaan kehadapan Hito lalu di tegur kembali oleh Carla. Hito yang tidak bisa mengontrol emosinya malah menendang kursi hingga kursi itu terlempar. "Carla, seharusnya kau tanya temanmu ini dengan siapa dia berurusan!" Ucapan Hito meninggalkan Carla dan Alleysa dengan raut kesal dan marah di wajahnya. "FUCK!" Ucapan terakhir Hito diikuti suara bantingan pintu yang mengagetkan Carla dan Alleysa. *****
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD