Saat Aji melangkah, masuk ke dalam kamar, lelaki itu bisa merasakan aura negatif yang begitu kuat. Aji merinding, kepalanya seperti tersedot oleh sesuatu. Suasana benar-benar aneh. Hawa dingin membuat Aji sedikit menggigil. Jejak kaki yang tak beraturan, bertebaran di mana-mana. Terlihat begitu jelas. Bahkan jejak kaki yang ukurannya besar dan kecil itu ada juga di dinding dan di langit-langit kamar. Aji bersiaga. Matanya berusaha awas, tajam ke setiap sudut kamar. Di manakah? Masih adakah mahluk itu? Aji berbalik, takut jika mahluk itu mungkin tiba-tiba saja menyerangnya dari belakang. Namun, tak ada. Napas Aji semakin beraturan. Sedikit sesak, udara seakan sulit diraih oleh hidungnya. "Siapa!" Aji berteriak. Ia tak suka situasi semacam ini. Ia benci dipermainkan oleh sesuatu yang