Yang Lenyap dan Yang Datang

1090 Words

"Udah merasa baikan?" tanya Aji. Seperti biasa, dua gelas kopi tersaji di hadapan mereka. "Udah, lumayan." "Dia udah pergi, kok. Anita udah gak ada di sini lagi. Sama seperti yang kamu inginkan. Iya, kan?" Dita mengangguk. "Iya, seperti yang aku inginkan." "Udah, sekarang kita bahas hal yang lain aja." "Oke. Kita bahas apa?" Dita bertanya dengan malas. Rasanya, ia ingin rebahan saja seharian di kamar, tanpa melakukan apa-apa, tanpa memikirkan apa-apa. Akan tetapi, itu tentu tidak akan membuat semuanya menjadi selesai. "Mungkin, soal kamu." "Aku?" "Iya, kamu. Apa kamu pernah dikasih barang atau apa, sama kakek kamu, yang mana barang itu bukanlah barang biasa." "Jimat? Maksud kamu kayak jimat?" "Iya, itu maksudku. Semacam jimat. Jimat yang mungkin selalu kamu bawa ke mana-mana, jim

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD