> BAB TUJUH BELAS <

1902 Words

Kami makan pagi berempat, aku, Hasan, Jasmin dan kekasihnya yang ternyata bernama andre, kesehatanku sudah mulai membaik, apalagi bunda dan ayah Irwan kemaren datang buat melihat kondisiku. Ayah Irwan terlihat masih sedih, matanya seringkali berkaca kaca, dan kalau sudah seperti itu aku menciumi pipinya tanpa henti. "Aku mencintaimu ayah, jangan menunjukkan mimik sedih itu kepadaku, aku merindukan ayahku yang dulu." bisikku lembut. "Maafkan ayah nak," "Dilla juga salah ayah, maafkan Dilla." jawabku sambil terisak. "Kita sama sama salah ya?" ucapnya berusaha mengalihkan perhatianku agar tidak bersedih. "Iya," "Kalau begitu ayah menjewer telingamu dan kau menjewer telinga ayah," ucap Ayah sambil tertawa. Aku jadi ikutan tertawa mendengar solusi dari ayah. Kami melakukan apa yang ayah

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD