23 Juli, di mana merupakan hari kelahiran Ra Twin milik Mahesa, yaitu Raga dan Raya. Hari ini adalah ulang tahun mereka yang ke dua puluh dua tahun.
Di setiap tahunnya, kedua orangtua mereka pasti memiliki rencana party seperti apa yang akan mereka pakai, untuk merayakan hari lahir si kembar. Dan termasuk hari ini, papanya mengundang semua teman-teman hingga tetangganya untuk merayakan pesta ulangtahun mereka.
Sayangnya, sedari tadi Raga masih di cemaskan oleh satu hal, yaitu bahwa Raya sudah tidak pulang dua hari ke rumah. Sedangkan kos gadis itu juga tampak terlihat tidak ada tanda-tanda pernah di huni.
Mas Zo, yang biasanya menjadi pengawal Raya pun sudah mencari kemana-mana, namun naas, saudara kembarnya itu tidak di temukan di manapun.
Jika bukan karna pesan seseorang yang mengabarkan Raya baik-baik saja, mungkin sedari tadi Raga tidak akan berhenti mencemasi gadis itu.
Kali ini kedua orangtuanya menyiapkan party dengan halaman depan rumah mereka sebagai lokasinya. Alasannya jelas, yaitu karna mereka ingin saat Raya pulang, gadis itu bisa langsung ikut berpartisipasi dengan partynya. Kan sungguh tidak etis sama sekali, jika yang ulang tahun adalah saudara kembar, namun yang satunya entah dimana keberadaanya.
"Udah siap sayang?" tanya Kaluna memasuki kamar Raga. Salah satu tanganya menggandeng El.
Raga tersenyum, dan tangannya secara otomatis mengelus rambut adiknya. Raga sudah siap dengan jas formalnya sedari tadi, begitu juga dengan mamanya yang terlihat cantik dengan gaun pinknya.
"Raya gimana Ma?" tanya Raga
Kaluna terlihat mendesah, ada raut wajah kawatir yang terlihat jelas di wajahnya.
"Pusing mama Ga!" desah Kaluna, yang kini sedang mendudukkan dirinya tepat di samping anak laki-lakinya. "Mama enggak ngerti sama sekali jalan pikiran Raya. Apa sebenarnya yang salah dalam hal asuh mama. Kok bisa yang satu itu beda sendiri" gerutu Kaluna.
Raga terkekeh, hingga kacamatanya melorot ke hidungnya. "Sabar ya ma!" ucapnya menenangkan Kaluna sambil memperbaiki posisi kacamatanya.
Kaluna terlihat menggeleng pelan, dengan wajah frustasi.
Jika sudah seperti ini, Raga hanya bisa tersenyum. Ia juga tidak bisa menyalahkan Raya, karna memang sedari lahir, Raga tahu, kakaknya itu adalah orang yang keras. Semakin di kerasin, akan membuat Raya juga semakin keras dan bukannya mengalah. Satu-satunya jalan agar bisa membawa Raya berdiam diri adalah mencoba mengerti gadis itu. Dan sialnya, Raga adalah penggemar Raya nomor satu. Ia ingin seperti Raya, namun tidak bisa. Hal itu juga yang menjadi obsessinya, mencari cewek seperti Raya. Dan pertanyaanya, apakah ada?
Raga menggeleng lalu tersenyum kecil.
Ya jelas mana ada!!
Raya adalah gadis unik, yang tidak mungkin bisa ia temukan lagi dimanapun. Kakaknya itu punya cara sendiri untuk bersenang-senang, punya cara sendiri untuk melampiaskan emosi dan punya cara sendiri untuk menikmati hidup, tanpa mempedulikan orang lain.
Raga mendesah, mengikuti cara mamanya seperti tadi. Betapa susahnya ia mendapati gadis seperti Raya.
Memutuskan untuk menenangkan pikirannya, Ia membawa mama dan El turun ke bawah, agar partynya bisa di mulai. Raya bukanlah gadis yang tidak bertanggung jawab, ia sangat yakin, kakaknya itu akan datang walau acarapun akan berakhir sebentar lagi.
^^^
Pernah melihat perempuan mengendarai mobil truck lengkap dengan gaun putihnya?
Dan Raga akan menjawab dengan kencang, bahwa ia baru saja melihat itu.
Raya, saudara kembarnya baru saja datang dan dengan santai memarkirkan mobil truck entah milik siapa di parkiran rumah.
Dari tempatnya berdiri, Raga melihat Raya melompat dari mobil yang ternyata lumayan tinggi, lengkap dengan gaun dan hak tiga belas centinya.
Gadis itu bahkan terlihat santai, karna kini menjadi bahan pandangan tamu-tamu undangan. Dan jangan tanya ekspresi mamanya yang hendak pingsan, saat tau bintang pestanya datang menggunakan truck, dan memarkirkannya dengan santai di parkiran rumah mereka yang penuh dengan mobil-mobil mewah. Belum lagi pakaian Raya yang kelewat seksi. Kaluna berasa gagal menjadi orangtua saat melihat putrinya seperti ini.
Namun beda hal dengan papanya mereka, Afka, yang bersiul keras saat melihat kedatangan putrinya dengan cara yang luar biasa. Ia bahkan terkekeh, saat mengingat janji putrinya beberapa hari yang lalu akan membawa mobil hasil balapannya ke acara ulang tahun mereka. Jelas Afka tertawa geli, ternyata tangkapan anaknya kemarin hanyalah sebuah mobil truck.
"Hai Everyone!!!!" sapa Raya dengan senyum tengilnya. "Happy b'day to me and my twin" ujarnya mengucapkan selamat ulangtahun ke dirinya sendiri dan Raga.
Semua orang jelas bertepuk tangan saat mendengar sapaan gadis itu. Raya memang terkenal bengal di antara keluarga, teman dan bahkan tetangga mereka. Untung saja, Afka dan Kaluna tidak malu memperkenalkan gadis itu kepada siapapun.
Raya tersenyum lebar, kakinya melangkah menuju tempat saudara kembarnya berada.
"Happy b'day beb!" ucap Raya sambil membawa Raga ke dalam pelukannya.
"Happy b'day sist!" balas Raga yang membalas pelukan Raya, lalu memberikan kecupan di seluruh wajah Raya, membuat gadis itu terkekeh geli.
Setelah itu, Raga melepaskan pelukannya. Matanya memandang penampilan saudara kembarnya dengan terkekeh.
"Nanti lo masuk angin" ucap Raga, lalu melepaskan jas nya, dan langsung memakaikan kepada Raya.
"Ulululuhhhh, so sweetnya!" goda Raya. "Kenapa lo jadi saudara kembar gue? Kan jadi gak bisa gue pacarin" ucap Raya ceplas ceplos, yang hanya di balas kekehan oleh Raga.
Namun beda hal dengan Kaluna, yang mendengar ucapan gadis itu. Tangannya langsung terangkat dan memberikan jitakan kecil di kening gadis itu.
"Gak ada adab ngomongnya" kesal Kaluna, yang hanya di balas kekehan oleh Raya.
"Dari mana aja? Kok baru pulang sekarang?" Gerutu Kaluna, namun tetap membawa putrinya ke dalam pelukannya, lalu membisikkan ucapan selamat ulangtahun ke putrinya itu.
"Thank you ma!" jawab Raya yang juga memberikan kecupan di kedua pipi Kaluna. "Aku habis mulung ma, trus dapat mobil itu di tumpukan sampah" jawab Raya santai.
Kaluna hanya menggeleng. Siapa yang akan percaya ucapan gadis itu? Kalau Kaluna bilang, Raya ini punya rumah di manapun. Jadi jika suatu saat ia akan membuang anak gadisnya ini, kemungkinan besar, akan banyak yang mau mulung anak sulungnya.
"Temuin papa kamu sana!" perintah Kaluna.
Raya mengangguk, ia mengedarkan pandangannya untuk mencari keberadaan papanya.
Tubuhnya yang tadi terlihat rileks, kini menjadi kaku, saat mendapati papanya sedang mengobrol dengan keluarga Bima dan plus ada Bima di sekumpulan itu.
Menguatkan hatinya, Raya menyungingkan senyum tengilnya, lalu berjalan dengan percaya diri ke arah sekumpulan itu.
"Papa!!!" panggil Raya.
Afka menoleh, dan memutar tubuhnya. "Akhirnya pulang gadis nakal papa" ucap Afka yang berjalan menuju tempat anaknya berdiri.
Sama seperti yang Kaluna lakukan tadi, Afka juga membisikkan selamat ulang tahun ke telinga anak gadisnya. Lalu mengangkat Raya ke pelukannya hingga kaki Raya sudah tidak berpijak ke tanah lagi.
Raya terkekeh geli saat tahu papanya menggendong tubuhnya. Lalu sebuah kecupan yang sangat lama ia rasakan di keningnya.
"Anak papa semakin besar" ucap Afka sedih sambil menurunkan putrinya.
Raya hanya terkekeh. Ia berusaha keras agar tidak mengacaukan suasana yang kali ini di ciptakan papanya.
"Ayo, sapa dulu tante Ellanya!" Ajak Afka yang langsung menarik tangan anak gadisnya itu menuju keluarga Bima.
"Selamat ulangtahun ya calon mantu tante!" ucap Ella girang, lalu membawa Raya ke dalam pelukkannya.
Raya terkekeh, dan ikut membalas pelukan bundanya Bima. Begitu juga dengan ayah Bima yang memiliki tubuh lebih besar di bandingkan Bima. Raya bahkan memeluk laki-laki paruh baya itu sambil berjinjit, padahal ia juga sudah memakai highhells 13 cm.
Sebuah tarikkan paksa mengejutkan Raya, yang tersangkanya adalah Bima "Selamat ulang tahun my ex!" Ucap Bima dengan suara seraknya, lalu memberikan kecupan di pipi gadis itu. Bukan, bukan di pipi tepatnya, melainkan di ujung bibir Raya.
Dan jelas tindakan itu membuat tubuh Raya menjadi kaku, apalagi kini Bima terlihat menyeringai.
Sialan!!!
Apa sebenarnya maksud laki-laki babon ini.