|Stuck on Twins ~ Raya 6|

983 Words
Sebuah tarikkan paksa mengejutkan Raya, yang tersangkanya adalah Bima "Selamat ulang tahun my ex!" Ucap Bima dengan suara seraknya, lalu memberikan kecupan di pipi gadis itu. Bukan, bukan di pipi tepatnya, melainkan di ujung bibir Raya. Dan jelas tindakan itu membuat tubuh Raya menjadi kaku, apalagi kini Bima terlihat menyeringai. Sialan!!! Apa sebenarnya maksud laki-laki babon ini. Raya mundur beberapa langkah, ia tidak peduli dengan tatapan orang yang berada di sekitarnya, termasuk tatapan mata papanya. Salah satu alis Raya menukik ke atas, matanya memandang Bima dengan menantang, dan jari telunjuknya menunjuk kearah bekas ciuman laki-laki itu. "Kenapa disini? Minggirin sedikit kesini dong! Biar pas" ucap Raya yang langsung menunjuk kearah bibirnya. Bima menatap gadis itu dengan terkejut. Terkejut dengan reaksi Raya yang terima dengan ciumannya, dan bukannya menampar dirinya seperti yang sudah di pikirkannya. Bima lantas menyeringai, karna reaksi gadis itu. "Lo pikir gue bakal ngomong gitu?" ucap Raya tiba-tiba. Bima seketika cengo. Terlalu terkejut dengan ucapan Raya. "Tante, maafin Raya. Sebenarnya, Raya sama Bima udah lama putus." ucap Raya kepada Ella, bundanya Bima. Setelah mengetahui hal itu, Raya memang tidak pernah mengatakan perkembangan hubungannya kepada siapapun, termasuk Raga, saudara kembarnya. Dan sepertinya, Bima juga melakukan hal itu, mengingat bunda Bima tadi masih memanggilnya sebagai calon mantu. Ada beragam ekspresi yang dapat Raya temukan, ekspresi sedih bunda Bima, ekspresi bertanya-tanya mamanya, ekspresi bahagia papanya, dan ekspresi penuh kemarahan ayahnya Bima. Memang sudah seharusnya Raya mengatakan kebenaran ini, apalagi mengingat papanya yang sudah tidak pernah memberikannya fasilitasi apapun, karna selalu menganggap Bima sebagai ATM berjalannya. Namun nyatanya, sudah dua setengah tahun ini, Raya menjadi gembel di luar sana. "Dan Raya juga mau kasih tau, kalau sekarang Raya pacaran dengan duda beranak enam" info gadis itu kalem. Jika tadi tatapan orang di sekitarnya beragam macam, maka sekarang tatapan semua orang syok mendengar ucapan gadis itu. Terlebih Afka dan Bima. Sama sekali tidak menyangka akan hal itu. Jika tadi mamanya hendak pingsan karna melihat kedatangan anaknya yang menggunakan truck, maka sekarang Kaluna benar-benar pingsan. Ya Tuhan!!! Raya kembali berbuat ulah. Dan kali ini, Afka jelas tidak akan membiarkan hal itu begitu saja. ^^^ Basecamp. Itu adalah rumah kedua untuk Raya. Disini ia akan bertemu dengan teman se club balapannya. Termasuk bertemu Arga dan Alan. Mobil truck gadis itu terparkir indah di depan basecamp mereka. Dan disandingkan dengan mobil-mobil sport milik temannya. Raya hanya memandang kearah trucknya dengan ngeri. Memang, jika Alan di tugaskan sebagai tim acara, maka hasilnya akan seperti ini. Laki-laki itu selalu menerima balapan dari bocah-bocah, yang hanya memiliki mobil truck dan mobil pick up sebagai bahan taruhannya. Sungguh benar-benar mempermalukan Raya. Namun gadis itu pantang untuk mengingkar janji, sehingga mau tidak mau, Raya memang harus melakukan balapan itu. "Aihhh!!!!" kesal Raya, lalu tangannya dengan gesit memukul kepala Alan. "Gara-gara lo, parkiran gue rusak" ucap gadis itu. Matanya hanya menatap nanar kearah truck itu. Bingung apa yang harus di lakukannya pada truck kuning dengan tulisan besar-besar 'Ku tunggu Jandamu' di belakang mobilnya. "Malu-maluin gue, lo b*****t" ucap Raya yang ingin sekali menjambak rambut Alan, namun sialnya laki-laki itu berkepala plontos. Alan hanya membalas cengiran, sama sekali tidak sakit hati dengan omongan gadis itu. Raya memang sudah biasa seperti ini, jadi selama Raya mengamuk, ia hanya akan mendengarkan saja, dan tangannya sibuk mengelusi perut kecil ke enam anjingnya. "Tapi Ray, gue mau nanyak sesuatu" ucap Alan tiba-tiba teringat dengan kejadian beberapa hari yang lalu. "Tanya apaan?" Dengus Raya, namun tetap saja memusatkan matanya menatap Alan. "Lo kenal sama cewek yang nabrak lo di club kemarin?" tanyanya penasaran. Raya mengagguk santai. Ia tidak berniat menutup-nutupi segalanya. "Pantesan!! Dia datang tadi malam kesini" info Alan. Gadis itu mengerutkan keningmya. Tidak menyangka, bahwa perempuan itu bahkan tau dimana biasanya ia berada. "Dia nyariin gue?" tanya Raya penasaran. Alan mengangguk. "Katanya, ada yang perlu di luruskan ke lo" ucap Alan. Raya semakin mengerutkan keningnya. Apa sebenarnya yang belum selesai diantara mereka? "Tapi Ray, menurut gue, tuh cewek ada niat terselubung. Cewek gak bener itu" ucap Alan memberikan komentar. Raya mengangguk setuju. Dimana-mana, mana ada cewek perebut pacar orang merupukan cewek baik-baik. Termasuk gadis kemarin, yang bernama Rana itu. Dan Raya sangat yakin dengan penilaiannya sendiri. "Jadi apa rencana lo?" tanya Alan penasaran, karna Raya ini bukanlah orang yang mudah tertebak. Dan Alan selalu bertanya-tanya, kenapa gadis seperti Raya di sia-siakan oleh negara. Gadis cerdik dan licik seperti ini seharusnya bisa menjadi itelegen negara. Raya mengangkat bahunya. Mulutnya sama sekali tidak mengucapkan apa-apa, dan matanya hanya memandang kearah trucknya dengan kosong. Kenapa harus seperti ini? Bukankah hubungan mereka telah lama berakhir, dan mereka tidak harus saling menyiksa seperti ini. Raya sudah terbiasa dengan hidup serambutannya. Ia bahkan sudah melupakan Bima. Namun jelas kedatangan Bima, menghancurkan move on nya yang sudah mencapai 90%. "Udahlah, lo rebut Bima lagi aja" ucap Alan memanasi. "Rebut Bima, yang udah jadi pacar orang itu?" tanya Raya tidak percaya dengan ide gila Alan. Dan lak-laki itu mengangguk santai. Raya mendengus, "boro-boro ngerbut pacar orang. Berebut remot sama nyokap gue aja gue kalah" ucap gadis itu, yang di balas tawa menghina oleh Alan. "Kalau gitu, lupain Bima. Lo hanya gak sadar, kalau ada yang selalu setia menunggu lo" ucap Alan yang berubah mode menjadi serius. Raya menatap laki-laki itu dengan bingung. Jangan bilang kalau Alan... "Contoh salah satunya, malaikat Izrail. Dia selalu setia nungguin lo, tapi sayangnya lo gak pernah peka" ucap Alan. Sialan si botak!!! Raya mengumpat dalam hati. "Sumpah, tololmu udah kayak spidol. PERMANEN!" tekan Raya yang langsung pergi dari sana. Ia terlalu malas untuk berantam dengan Alan, yang memang menjadi lawan seimbang untuknya. Hari ini ia ada kelas siang, maka dari itu, Raya memutuskan pergi ke kampus yang hanya berjarak beberapa blok dari basecampnya berada. Raya tidak sepercaya diri itu untuk membawa trucknya ke kampus. Bisa-bisa di cegat satpam dia. Maka dari itu, kali ini Raya mencuri sepeda milik Alan. Ia bahkan tidak peduli dengam Alan yang lari terpogoh-pogoh mengejarnya sambil membawa anak anjingnya.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD