Bab 25

1421 Words

Alarm berdering. Keras. Menyakitkan telinga. Viola menghantam tombolnya dengan marah, lalu mengubur wajahnya ke bantal empuk yang bahkan tidak mampu menenangkan kegusarannya. Rasa malas bukan sekadar malas — ini adalah bentuk penolakan utuh dari seluruh jiwanya. Matanya terbuka lebar menatap langit-langit putih apartemen. Dua minggu lalu masih DJ. Hari ini? Sekretaris. Sekretaris Mario Mardani. Sialan. Dia bangkit, berjalan lesu menuju lemari pakaian yang sudah dipenuhi dengan setelan kerja rapi yang — jelas bukan pilihannya. Semuanya formal, elegan, terlalu “rapi” bagi jiwa liar seorang Viola. Tak ada jaket kulit, tak ada crop-top, tak ada sepatu boots. Yang ada hanya kemeja satin, rok pensil, dan sepatu hak tinggi. “Dasar psikopat pengendali,” gumamnya sinis sambil menarik kemeja p

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD