Lampu warna-warni berpendar liar di langit-langit klub malam, menyapu wajah-wajah lelah dan haus hiburan. Suara dentuman musik EDM menggetarkan lantai, memecah keheningan batin yang telah lama bersarang di d**a Viola. Ia duduk sendirian di depan bartender, tubuhnya bersandar malas pada meja bar dari marmer hitam yang licin. Gelas berisi whiskey nyaris kosong di tangannya. Aroma kuat alkohol menampar hidungnya, membakar tenggorokan seperti api ketika ia menenggaknya dalam sekali teguk. “Masih kuat, nona?” tanya bartender setengah bercanda, melihat ekspresinya yang tak berubah meski minuman itu menyiksa tenggorokan. Viola hanya mendengus. “Bisa kau buatkan satu lagi?” Bartender itu mengangguk dan mulai menuang dengan hati-hati. Viola mengamati setiap gerakan lelaki itu, berusaha mengalihk