"Ya sudah deh terserah kamu." Ujar Sandira. Derios masih tetap mengikutinya berjalan di sebelahnya. Sandira melangkah di atas trotoar jalan raya.
Gadis itu melihat sekitar mencoba mencari jika ada lowongan kerja untuknya semakin lama dia berjalan lebih jauh.
Sepertinya tidak terlihat ada tanda-tanda lowongan pekerjaan untuknya. Gadis itu hampir menyerah.
Dia malas-malasan berjalan, sambil membungkuk memegangi kedua lututnya. Gadis menatap ke arah Derios yang santai-santai saja di sebelah kirinya.
"Kenapa kamu tidak terlihat lelah sama sekali?" Tanyanya pada pria itu.
Pria itu tidak segera menjawabnya, dia hanya melihat sesungging senyum manis dari bibir tipisnya. Sangat manis sekali sebagai seorang hantu sepertinya.
"Kenapa kamu melihatku seperti itu?" Tanya Derios padanya, pria itu sedikit terkejut melihat seperti itu dia mengusap pipinya khawatir ada sesuatu yang menempel di sana.
"Bukan apa-apa." Jawab Gadis itu singkat.
"Kita ini sebenarnya mau ke mana sih?" Tanya Derios pada Sandira.
"Aku ingin mencari lowongan pekerjaan di sekitar sini, tapi sepertinya tidak ada." Ucapnya pada Derios.
Derios terus mengikuti langkah gadis itu, kemanapun Sandira pergi tetap mengikutinya. Sepertinya pria itu tidak memiliki sekali rasa lelah sama sekali.
"Sebenarnya kita mau sejauh mana lagi berjalan?" Setelah berkilo-kilo jauh melangkah tetapi tidak menemukan ujung perhentian. Sandira hanya terus membawanya berputar-putar berkeliling kota.
"Apa kamu merasa lelah sekarang?" Tanya Sandira padanya.
"Tidak sama sekali, aku hanya takut kamu yang kelelahan karena terus berjalan terlalu jauh."
"Apa kamu ingin makan sesuatu?" Derios menawarkan pada gadis itu. Pria itu tahu jika Sandira sekarang sedang merasa lapar karena terus berjalan tanpa berhenti sama sekali sejak pagi.
"Kita pulang saja sekarang." Gadis itu berbalik arah menuju kembali ke rumahnya.
Derios masih mengikutinya, pria itu tak henti-hentinya tersenyum.
"Kenapa kamu terlihat miskin? Padahal kamu istriku, mintalah apa saja padaku. Aku pasti akan memberikan semuanya untukmu." Ucapnya seraya mencabut bunga ilalang yang tumbuh di tepi jalan. Memainkan batangnya dengan giginya.
"Derios.." Sandira menatap ke arah langit yang mulai menarik selimut senja. Gadis itu terus melangkah sambil tersenyum ringan, menoleh ke arah pria yang berada di sebelahnya.
"Kenapa?" Tanyanya padanya, menunggunya untuk mengatakan sesuatu padanya.
"Kenapa kamu menginginkanku pada waktu itu?" Menatap tajam wajah Derios lekat-lekat. Sandira merasa bahwa pertemuan dirinya dengan pria raja vampir itu bukanlah sebuah kebetulan belaka.
"Jika aku menceritakan segalanya padamu. Kamu mungkin tidak bisa mengingatnya dan juga tidak mempercayainya. Dan satu lagi, kamu pasti akan memvonis diriku sebagai seorang pembohong."
Sandira sedikit terkejut dengan pernyataan dari Derios, ternyata benar yang tersirat dalam benaknya jika semua hal yang terjadi kepada mereka berdua bukanlah sebuah kebetulan belaka.
Sandira menghentikan langkah kakinya gadis itu berdiri tepat di hadapan Derios. Sandira menunggu pria itu untuk menceritakan segalanya mengenai hal yang sebenarnya.
Derios tersenyum, kemudian pria itu mulai menceritakan tentang kejadian yang sebenarnya beratus-ratus tahun lalu antara mereka berdua.
"Kamu adalah istriku, seribu tahun yang lalu. Karena kamu adalah seorang manusia biasa kamu terus bereinkarnasi karena siklus hidup dan mati. Lain halnya denganku, bagi seorang vampir sepertiku, aku akan tetap hidup akan lebih dari tiga ribu tahun sebelum kita bertemu."
"Lalu sebenarnya bagaimana awal kita pertama kali bertemu waktu itu?" Sandira terus bertanya karena rasa penasaran dalam hatinya tidak berhenti.
"Waktu itu klan vampire sedang melakukan pertempuran di bukit gunung Vengga."
Gunung Vengga merupakan sebuah gunung mistis, hanya para makhluk halus dan hantu yang bisa menemukan keberadaan lokasi di mana letak gunung tersebut, juga sebagian manusia yang memiliki indra ke enam.
Pada waktu itu Sandira tinggal bersama dengan neneknya. Malam bulan purnama yang seharusnya terang tapi berubah gelap karena kumpulan mendung hitam mengerikan, seolah pertanda kematian telah terbuka.
Gadis itu dia tersesat, karena seharian mencari bahan obat di tepi gunung. Saat melihat seseorang penuh luka tergeletak di tepi sungai, Sandira segera menghampirinya.
Dia tidak tahu siapa sebenarnya pria yang ditolongnya itu. Sandira tanpa rasa takut sama sekali membawa pria itu, setelah dia tersadar.
Gadis itu memapahnya turun gunung menuju ke arah pondok tempat dia tinggal bersama neneknya. Sejak kejadian waktu itu Sandira mulai dekat dengan Derios.
Dia masih belum tahu jika sosok yang ditolongnya tersebut adalah manusia vampir. Sandira tidak takut sama sekali bahkan setelah mengetahui jati diri yang sebenarnya dari sosok pria tersebut.
Neneknya sibuk mencari pertolongan kepada seseorang yang berilmu tinggi dia mengetahui keberadaan orang tersebut tinggal di dekat lembah di bawah kaki gunung Vengga.
Dia kemudian pergi ke sana, demi cucunya yang telah pergi dari rumah mengikuti Derios pulang ke rumah hunian vampir tersebut.
Seorang berilmu tinggi berusaha membantu untuk menemukan Sandira, tapi nihil karena keberadaan Sandira tidak segampang itu diketahui, apalagi dia tengah berada di kastil Derios.
Sosok dukun tersebut malah meninggal dunia sebelum bisa menemukan keberadaan Sandira. Karena serangan mahluk penghuni hutan kaki gunung Vengga.
Karena terlalu sedih kehilangan cucunya, neneknya meninggal dunia. Sandira terlanjur berada di kastil dan juga pria itu telah membuat pesta pernikahan untuk mereka berdua.
Dan mereka berdua akhirnya pun menikah, tapi pada suatu waktu.. Sandira kembali mengingat neneknya. Gadis itu kemudian memilih pergi meninggalkan kastil Derios setelah 7 hari menikah dengannya.
Pria itu sangat kehilangan Sandira sejak kepulangannya, dia merasa kehilangan sebagian jiwanya. Dan dia membulatkan tekadnya, berniat untuk menyusulnya turun ke dunia manusia demi Sandira.
Di luar dugaan ternyata kedatangannya Derios diketahui oleh kaum manusia, dia menjadi pusat perburuan karena mereka berpikir bahwa dirinya adalah seorang monster yang harus dimusnahkan.
Seluruh masyarakat yang tinggal di sekitar rumah Sandira menggerebek dan mengaraknya keliling kampung, mereka memukulinya sampai Derios terluka sangat parah.
Gadis itu, dia tidak bisa menolongnya. Sandira mencoba menghalangi pukulan dari para masyarakat kampung dan dia meninggal dunia akibat luka yang terlalu parah.
Derios sangat terpukul akibat kematian istrinya. Vampir itu berniat untuk membalaskan dendam kematian Sandira pada masyarakat di seluruh bukit tersebut! Tapi niatnya tidak berjalan mulus, karena ada seorang biarawan hebat yang tinggal di bawah bukit.
Dia melindungi seluruh kampung dan juga seluruh penghuninya. Derios memilih mundur jika tidak ingin dirinya musnah saat itu juga.
Pria itu memakamkan istrinya di bawah bukit di dekat rumahnya sendiri. Begitu banyak luka yang disimpannya bertahun-tahun dia berharap istrinya kembali.
Tapi tidak, dia tidak bisa menemukan gadis yang menyerupai Sandira lagi.
Setelah bertahun-tahun lamanya datang seorang peramal hebat, dia telah meramalkan bahwa akan datang seorang gadis tiga ribu tahun kemudian di kaki gunung.
Derios secara rutin pergi ke kaki gunung tersebut, dia selalu mandi di aliran sungai yang ada di sana di mana tempat pertama kali mereka bertemu tiga ribu tahun yang lalu.
Saat dirinya terluka Sandira-lah yang merawatnya dan membersihkan lukanya dengan aliran sungai tersebut. Dan pada waktu itu, kebetulan seluruh rombongan Sandira dan kawan-kawan sedang mengadakan kemping di hutan itu.
Dia tidak tahu jika dia adalah reinkarnasi dari istri raja vampir Derios yang bernama Veronica.
Gadis desa yang tinggal sebatang kara bersama neneknya, dia selalu berharap hidupnya dapat berjalan dengan normal tanpa masalah sama sekali.
Sejak kecil neneknya selalu membawanya ke seseorang yang mengerti ilmu tentang keberadaan makhluk halus. Sudah berkali-kali gadis itu selalu dihantui oleh mahluk halus sejak usianya empat tahun. Dan selalu pingsan karena histeris ketakutan.