"Kak Dina apa kabar?" Vina menumpangkan tangan di atas jemari kakaknya. Mencoba memberi kehangatan pada tangan dingin Dina. Saat ini Vina tengah duduk di bangku panjang Rumah Sakit Jiwa, tempat Dina dirawat. "Baik, Vin," jawab Dina lirih. Setelahnya Dina kembali membisu. Dina tidak mau memandang Vina. Namun Dina balas meremas jemari Vina erat di pangkuannya. Ada kegembiraan tak terucapkan dalam eratnya genggaman tangannya. Vian tersenyum lega. Dina tidak lagi menunjukkan penolakan terhadap sentuhan. Biasanya Dina menolak siapa pun yang mencoba berinteraksi skin to skin dengannya. "Tapi Mbak tidak betah di sini, Vin. Mbak kepingin pulang," keluh Dina sedih. Ia memang sudah sangat tidak betah di rumah sakit ini. Sebagian besar rekan-rekannya sangat agresif. Pemarah, suka memukul, terkadan