Naily langsung menoleh pada Bagus. “Apa-apaan ini?” tanya wanita itu.
Jujur, Naily tahu kehadiran Bagus mungkin bisa menyelamatkannya daripada harus menjelaskan fakta rumit yang terjadi sebenarnya. Namun tetap saja, ini tidak bisa dibenarkan. Pacar? Itu sangat tidak masuk akal.
“Saya tidak terima kamu disebut pelakor, karena kamu pacar saya.” Kali ini Bagus berkata sambil meraih tangan Naily, yang sialnya tak bisa Naily tepis.
“Bagus atau siapa pun kamu, aku tidak kenal kamu. Setahu aku … kamu itu temannya Mas Dana. Tolong jangan membela pelakor! Aku membawa banyak bukti dan Naily pun kesulitan menyangkalnya,” tegas Evrina.
“Bagaimana mungkin saya diam saja saat melihat perempuan yang saya sukai dituduh pelakor? Evrina dengar, kamu itu hanya salah paham.”
“Salah paham yang bagaimana?
