"Kenapa sejak acara tadi aku tidak melihatmu, Vanilla?" tanya Melisa, menginterogasi Vanilla yang sedang tiduran di ranjangnya. Vanilla hanya diam, tidak berniat menjawab pertanyaan Melisa. Melisa geram bercampur gemas melihat Vanilla sekarang. "Apa ada sesuatu yang terjadi?" tanya lagi. Hening. "Aduh Vanilla, aku bertanya padamu! Di jawab kenapa sih?!" gerutunya kesal. Vanilla menghembuskan napasnya. "Aku sudah menemukan mateku," ujarnya lesu. Mata Melisa melebar. Sungguh terkejut. "Kau serius? Wah, bukankah itu bagus?!" pekik Melisa antusias. Vanilla menggeleng. Melisa tidak mengerti ㅡpikirnya. "Aku tidak ingin memiliki mate seperti dirinya," gumam Vanilla dengan pelan. Tapi Melisa dapat mendengar itu. "Kenapa?" "Dia makhluk yang kejam, dia juga sudah membunuh Ayah," ujar Vanill