Hati yang Terbakar

2228 Words

Akhirnya Rania bisa menarik napas lebih lega malam itu. Di hadapannya, Prabu duduk diam menikmati makan malam. Aura dingin pria itu tak sepenuhnya surut, tapi kehadirannya saja sudah cukup membuat Rania sedikit tenang. Setidaknya… tidak ada lagi kabur-kaburan dan bisa bicara dengan pria itu untuk memohon ampunan. Meski begitu, tentu saja—tidak ada kesempatan membahas hal serius malam ini. Karena di tengah mereka, duduk seseorang yang jauh lebih penting. Daisy. “Bunaaa, Sissy mo ayamna yang gede tu,” ucap si kecil sambil menunjuk dengan garpu mungilnya. Rania tersenyum dan mengambil potongan ayam kecap paling besar, memotongnya jadi kecil-kecil. “Yang gede ini? Tapi harus abisin semua ya.” “Auuuuu!” sahut Daisy ceria, mengangguk cepat. Rania menyuapkan suapan pertama, lalu tertawa ke

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD