Mikail masih mematung di balik pintu, seluruh tubuhnya tegang, seolah ditahan oleh kekuatan tak terlihat yang mengikatnya di tempat. Setiap kata yang keluar dari mulut Alaya seperti pisau yang menusuk lebih dalam ke jantungnya. Wanita yang selama ini dia percayai sepenuh hati ternyata sedang memainkan permainan yang kotor—tidak hanya padanya, tapi pada keluarganya juga. Alaya bermanja pada Vadim, pria yang seharusnya tidak punya hak sedikit pun untuk berada di dekatnya, apalagi merencanakan sesuatu yang begitu hina. Mikail merasa amarahnya mendidih, tapi dia tidak bergerak. Di dalam pikirannya, satu-satunya hal yang berulang kali terlintas adalah pengkhianatan yang begitu besar. Saat mendengar rencana Vadim dan dokter Anton untuk menghancurkan garis keturunan Zhukov, amarah Mikail semakin