Hati Yang Menyerah

1369 Words

Bening terbangun dari tidurnya saat mendengar azan Subuh lalu menyadari bahwa Diraga telah terjaga dan tengah menatapnya dengan pandangan dalam. “Mas? Kamu sudah bangun?” tanya Bening masih setengah mengantuk. Diraga tersenyum dan mengelus pipi Bening lembut. “Aku belum tidur,” jawab Diraga sembari mengelus hidung Bening dengan jarinya. “Kok begadang? Banyak kerjaan?” “Nggak, keasikan mandangin wajah kamu lagi tidur aja.” “Ih, pagi-pagi kok udah ngerayu? Ini masih subuh.” Bening segera bangkit dari tidurnya perlahan dan duduk disamping Diraga yang masih berbaring. Perutnya mulai membesar sehingga terasa ada yang menahannya saat ia duduk. “Ayo kita sholat subuh mas, aku lagi ingin sholat shubuh bareng sama kamu,” pinta Bening. Diraga mengangguk perlahan dan mulai bangkit lalu memba

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD