Alina mengetuk-ngetukkan jarinya di meja kafe tampak gugup sendirian, sesekali ia meminum minuman pesanan miliknya namun hanya sedikit. "Apa aku harus bicara sekarang? Aku sangat takut dengan respon Sakya, tapi hanya Mas Bara yang bisa bantu tentang masalah Figar," Alina bicara sendiri sambil kini meringis mengusap pelipisnya. Gadis itu menarik napas panjang coba menenangkan diri, "tak apa Alina, lagipula nanti Sakya juga akan tahu, akan lebih baik ia tahu dari sekarang." Cukup beberapa lama Alina duduk sendiri, akhirnya kini seorang pria ikut duduk di depannya sambil tertawa kecil, "maaf banget aku telat, kamu nunggu lama ya?" Alina yang agak kaget langsung menggeleng, "ah enggak kok, aku belum lama." "Oh ya? Tapi es batunya sudah meleleh seperti itu," tunjuk Sakya pada gelas minum