KUNTILANAK JAHIL

1017 Words

Aku sudah mulai merasakan kantuk, tapi berusaha kutahan untuk tetap terjaga. Jika tertidur, aku khawatir kuntilanak ini tak hanya menguasai ragaku tapi juga akan menguasai jiwaku. Seperti saat aku kerasukan pertama kali di rumah sakit dulu. Tak berapa lama terdengar suara bel berbunyi. Rian bergegas ke luar kamar bersama Gita. Mungkin hendak membukakan pintu, karena Mbak Inah tentu masih tidur nyenyak dini hari begini. Aku menatap jarum di jam dinding hampir berhimpit di angka tiga. "Assalamualaikum. Ini aku bawa Pak Joko tetanggaku. Dia biasa mengobati orang yang kesurupan." Pakde Tono masuk ke dalam kamar bersama seorang lelaki berbaju koko hitam dan berkopiah putih. Gita dan Rian mengikuti di belakang mereka. Lelaki itu tersenyum pada Papa dan Mama, lalu menatap tajam ke padaku. "A

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD