Selesai sarapan pagi, aku di bantu oleh Mas Dewa untuk melangkah pelan-pelan menuju ke teras rumah. Bosan rasanya beberapa hari hanya melihat plafon kamar tidurku saja. Aku ingin menghirup udara segar sambil menikmati keindahan berbagai jenis tanaman kesayangan Papa. Kebetulan, jalan di depan rumah orang tuaku ini tidak bisa dilalui oleh kendaraan lain. Oleh karena ada pintu besi dan portal perumahan yang tak pernah di buka, kecuali warga blok A n B ada acara khusus di rumahnya. Maka aku tak perlu khawatir ada polusi udara dari asap kendaraan yang lalu lalang saat duduk di sini. Aku juga tak akan menarik perhatian orang yang lewat, karena tangan kananku masih ada selang infus. Mas Dewa sedang sarapan bersama Mama dan Papa di ruang makan. Aku duduk d teras sambil berbincang ringan dengan