BERSILAT LIDAH

1758 Words

Alih-alih aku bisa konsentrasi membaca, ingatanku malah melayang pada masa awal perkenalan dengan Mas Ricko. Sejak pertemuan pertama di taman kampus dulu, Mas Ricko semakin intensif mendekatiku. Saat itu aku masih baru saja merantau di Jogja. Masih belajar menyesuaikan diri sebagai mahasiswa baru, baru pertama kali berpisah jauh dari orangtua, dan belum memiliki teman akrab. Kondisi itu membuatku dengan mudah menyambut baik uluran pertemanan dari Mas Ricko. Siapa sih yang menolak didekati, dibantu, dan diperhatikan oleh kakak kelas berwajah tampan? Apalagi dia cukup populer sebagai ketua salah satu kegiatan ekstrakurikuler di kampus Kedokteran Gigi. Di hari yang sama setelah aku pertama kali bertemu dengannya di taman, aku pergi berdua dan makan bersama di SGPC. Entah mengapa kami bisa

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD