“Keadaan yang memaksaku untuk melakukannya,” Mega menoleh, menatap ke arah Tama dengan air mata mengalir di wajahnya. “Aku menjual diriku padanya,” senyum dalam tangisan. “Tapi pada akhirnya, aku jatuh terperosok kedalam jurang yang sangat dalam dan tidak bisa kembali. Aku,” ucapannya tersengal. “Jatuh cinta padanya.” Mega menundukkan wajahnya, saat ia berani mengungkapkan perasaannya pada Tama. “Aku terlalu buruk untukmu, tapi tidak baik juga untuknya. Aku ini apa?” Mega menggelengkan kepalanya. “Aku pun nggak tahu,” ia menyeka air mata di wajahnya dengan kedua tangan. “Itulah alasan mengapa aku ingin dianggap normal, setidaknya kamu bisa menganggapku seperti itu.” .Mega tersenyum, “Aku tidak pernah menganggap keputusanku waktu itu adalah keputusan yang tepat. Menjual diri memang tida

