77. hanya ciuman.

1298 Words

Mega terkejut saat membuka pintu rumahnya, dimana ia melihat sosok yang selama ini selalu hadir dalam mimpinya. Mega mengerjapkan kedua matanya berulang kali, untuk memastikan ia tidak sedang berhalusinasi atau berkhayal. “Pak Rei?!” “Kenapa lama sekali buka pintunya, aku hampir mati kedinginan.” Rei menerobos masuk, bahkan sebelum Mega mempersilahkan masuk. “Aku butuh kopi.” ucapnya lagi. Ia duduk di salah satu sofa, meniup kedua tangannya yang hampir saja membeku karena kedinginan. Suhu udara di desa tempat Mega tinggal cukup dingin di pagi hari, dan saat matahari sudah menunjukan dirinya, perubahan akan segera terasa sebab suhu udara siang hari sama panasnya seperti jakarta. Bedanya di tempat ini minim polusi dan kemacetan. “Bikinkan aku kopi, Kakakmu udah kayak patung nggak

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD