82. Mahendra baru

1194 Words

Tangis Davin pecah, suaranya menggema memenuhi ruang tunggu, dimana di dalam sana wanita itu tengah bertarung dengan kematian. Ia sendirian, ditemani alat-alat aneh dengan suara yang begitu menyeramkan. Hanya suara tangis Davin yang terdengar, Rei justru sibuk dengan dunianya sendiri. Tatapannya kosong dengan sesekali menghela lemah. Ketakutan yang dirasakannya sudah sampai pada titik terendah, dimana ia sudah tidak mampu lagi mengekspresikan rasa sedih yang dialaminya. Pagi itu,, Sesaat sebelum Rei berangkat ke Raja Ampat. “Lihat ini, lucu kan?” Mega menghampiri Rei yang tengah menikmati sarapan. “Apa,” Rei memperhatikan layar ponsel Mega, dimana wanita itu tengah membuka aplikasi belanja online. “Pakaian bayi?” Kening Rei mengerut, menatap bingung ke arah wanita yang justru

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD