68. dua milyar

1186 Words

“Kamu ingin sekolah disana?” Davin langsung menaruh kembali brosur yang sejak tadi dipegangnya. “Tidak,” ia lantas menggelengkan kepalanya. “Kenapa?” Rei semakin penasaran. “Sangat mahal.” “Kamu pintar.” Rei tersenyum, “Kamu bisa masuk sekolah itu dengan kepintaranmu.” Davin kembali menggelengkan kepalanya. “Tidak.” Ia tersenyum samar. “Di dunia ini tidak ada yang benar-benar gratis.” Kening Rei mengerut, pertanda tidak mengerti. “Buktinya di sekolahku yang sekarang pun, Kak Me harus membayar. Padahal dulu sempat ada informasi siap saja yang berprestasi akan mendapat beasiswa dan sekolah gratis. Tapi setelah kami menjalaninya, Kak Me harus membayar sejumlah uang dengan nominal yang tidak sedikit.” Davin menoleh ke arah dapur, dimana Mega berada. “Kasihan Kak Me, dia harus beke

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD