Semua amarah tadi hilang seketika saat aku melihat lelaki tua yang sangat aku cintai itu sedang berdiri di depan pintu dan merentangkan tangannya seakan memintaku untuk segera memeluknya, oh Tuhan kenapa kau ciptakan makhluk sesempurna dia? Aku kan jadi bimbang mau marah atau nggak. "Noh, makanya jangan punya pikiran jelek sama suami sendiri. Peluk gih sana kalau perlu jahit di badan kamu," sindir Mbak Ayunda saat melihat Pak Arya bersikap manis seperti itu. Aku pun langsung menghambur ke tubuh Mbak Ayunda dan menangis terisak-isak, entah siapa menantu dan siapa mertua di sini. Hubungan itu seakan hilang dan berganti menjadi sahabat seperti dulu saat aku belum menikah dengan Pak Arya dan Mbak Ayunda menikah dengan Rabian. "Hiksss, aku nangis nih Mbak. Unyu banget ya suami tuak
Download by scanning the QR code to get countless free stories and daily updated books