“Aku juga ingin melihat Naya bahagia, tapi aku jamin seratus persen, kalau kebahagiaan Naya itu bersama denganku...”
─Surya─
***
Mata Surya berkedip-kedip, wajahnya sangat bodoh.
Aku menepis tangannya dari pergelanganku. “Naya teleponan di balkon. Aku dengar dia yang nyuruh kamu nemenin aku.”
Surya menyusul di sebelahku, berjalan lambat sesuai irama langkahku. “Awalnya gitu, tapi aku suka, kok, habiskan waktu sama kamu.”
Aku berhenti melangkah, menatapnya tajam. “Tapi aku nggak suka.”
Dia menyeringai, meletakkan tangannya di bahuku. Aku baru akan menepisnya ketika dia bilang, “Kalau kamu menolakku, haruskah aku mendekati Naya?”
Seringai Surya semakin lebar. “Makanya, nurut sama aku mulai sekarang.” Dia sedikit membungkuk di depanku, lalu menjitak keningku. “Aku tahu kamu ing
