"Brook!" "Gadis, run!!!" seru Brook. Untuk sepersekian detik aku hanya mematung. Reruntuhan bangunan semakin dekat dengan Brook. Angin berhembus kencang. "Gadis, cepat lari." Teriak Brook lagi. Aku menghela napas gusar. Ini memang harus terjadi. Aku berlari secepat yang kubisa. Melewati salju yang membeku dan hembusan angin yang bertiup kencang. Rasa sakit di kakiku semakin terasa saat aku berlari menembus pusaran salju. Aku mengigit bibir kuat-kuat. Kuteguhkan tekat untuk pergi sejauh mungkin dari tempat ini. Buuuummmmmmm! Napasku tercekat saat suara dentuman keras terdengar di belakang. Reruntuhan itu telah sempurna menyatu dengan bumi. Aku berhenti. Tanpa berpikir dua atau tiga kali lagi aku segera menoleh ke belakang. Kubujuk diriku agar tetap berlari apapun yang terjadi di bekaka