Malam semakin larut, gerimis turun membawa angin dingin, dan Candrama tak lagi terlihat menghiasi angkasa malam itu. Ada kabut pekat yang menutupi cahayanya, seperti suasana unit apartemen di lantai dua puluh di mana dua insan yang biasanya ribut itu kini terlihat hening, dalam kebisuan yang mencekam.
Jupiter masih merasa sangat takut, sekaligus syok, meskipun sudah tidak se histeris satu jam lalu. Pemuda yang biasanya pemaksa, dan bikin ulah itu kini hanya meringkuk di sofa bed di ruang tengah unit itu dengan Vario yang masih memeluk punggung pemuda itu, Jupiter.
Vario sudah menurunkan punggung sofa itu untuk di jadikan tempat tidur karena Jupiter yang tidak mau bergeming dari tempat itu. Jupiter masih menekuk lututnya, memejamkan matanya meksipun dia kesulitan untuk mendapatkan tidur t
