Bab 70

1781 Words

Ruang makan besar itu masih dipenuhi keheningan. Hanya suara jarum jam antik yang menggema pelan dari dinding, menandai setiap detik yang terasa memanjang. Piring-piring sudah kosong, gelas-gelas hanya menyisakan sisa embun air dingin. Pelayan telah lama undur diri, meninggalkan dua pria dengan pandangan dan pikiran yang berbeda. Wijaya menyandarkan tubuhnya ke kursi, gerakan itu tenang namun penuh wibawa. Tangannya terlipat di d a da, jemari menggenggam erat seolah menahan sesuatu. Sorot matanya menajam, menusuk Adrian seperti mata seorang hakim yang tengah menimbang saksi di ruang sidang. Adrian tetap duduk tegak di kursinya, tidak bergeming sedikit pun. Pundaknya tidak merosot, tangannya terlipat rapi di atas meja. Wajahnya dingin, nyaris tanpa emosi. Seakan setiap detik hanya sebuah

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD