Bab 71

1699 Words

Suasana kamar Safira masih dipenuhi ketegangan setelah insiden gelas yang pecah. Bau samar darah bercampur dengan wangi antiseptik yang masih menempel di udara, membuat atmosfer ruangan seolah terbelah antara panik dan formalitas. Lampu gantung di atas kepala memancarkan cahaya kuning lembut, memantulkan bayangan samar pada wajah Adrian yang duduk di tepi ranjang. Tubuhnya tegak, rahangnya mengeras, tatapannya lurus ke arah kaki Safira yang berdarah. “Ambilkan kotak P3K.” Suara Adrian datar, tegas, tanpa menoleh ke arah siapa pun. Seorang pengurus rumah yang sejak tadi berdiri canggung di depan pintu mengangguk cepat. “Baik, Tuan,” ucapnya lirih, lalu bergegas keluar, langkahnya terburu-buru menyusuri lorong. Hening kembali mengisi kamar, hanya terdengar tarikan napas Safira yang tak be

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD